MACCANEWS- Lesatan anak panah Diananda Choirunisa berhasil menembus sejarah baru di Asian Games 2018. Srikandi kelahiran Surabaya itu membawa Indonesia untuk pertama kalinya bisa menembus babak final perorangan di ajang multieven terbesar di Benua Asia.
Sejarah tercipta setelah setelah dara yang akrab dipanggil Nisa itu diluar dugaan mengalahkan pemanah Chinese Taipei, Lei Chien Ying, 7-3 pada semifinal nomor recurve perorangan putri di Lapangan Panahan GHK, Jakarta, Kamis (23/8/2018).
Hebatnya, kemenangan Nisa diraih lewat drama menegangkan. Dalam nomor ini, jalannya perlombaan memakai sistem head to head atau aduan. Keduanya secara bergantian membidik sasaran dalam lima game. Setiap game terdiri dari tiga anak panah.
Di game pertama dan kedua, Nisa sempat tertinggal dengan 1-3. Namun di game ketiga peraih medali emas Sea Games 2017 itu berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3.
Dua game tersisa membuat jantung penonton semakin berdegub kencang. Di game ke empat, Nisa meneror lawannya dengan anak panah pertama menembus poin 10. Momen ini sempat membuat Chien Ying tertekan setelah hanya bisa membidik poin 9.
Namun pada anak panah kedua, Chien Ying yang mendapat kesempatan pertama giliran membuat angka 10. Sematara Nisa sebaliknya hanya bisa membidik angka 9. Skor menjadi imbang 19-19.
Di anak pertama terakhir, Chien Ying membuat kesalahan dengan meraih poin 8. Kesempatan ini tidak disia-siakan Nisa dengan membalas poin sempurna 10. Game ke empat, nisa berbalik unggul 3-5 atau total selisih dua poin.
Unggul dua poin membuat set kelima seperti membuat angin segar bagi Nisa. Namun Chien Ying dengan segudang pengalaman tidak menyerah. Dua anak panahnya masuk angka 9. Sedangkan Nisa juga tak mau kalah dengan membidik poin sama.
Pada anak pertama terakhir, Chien Ying kembali membuat kesalahan dengan hanya mampu membidik poin 7. Dengan senyum penuh percaya diri, Nisa akhirnya menutup anak panahnya di angka sempurna 10 sekaligus mengakhir perlombaan menjadi 7-3.
Di babak final, srikandi Indonesia yang baru berusia 21 tahun itu akan menantang atlet China, Zhang Xinyan. Meski sudah mencetak sejarah menjadi atlet Indonesia pertama yang menembus babak final, namun peluang mencetak sejarah lebih tinggi yaitu medali emas terbuka lebar. Siapa kita….?? Indonesia..!! (*)