MACCA.NEWS- Direktur Eksekutif PoliticaWawe Jose Rizal mengatakan Joko Widodo merupakan korban hoax politik. Menurut Rizal, berdasarkan parcakapan dari media sosial, sejak Pilpres 2014 hingga 2019, banyak hoax yang dialamatkan kepada Jokowi.
“Dari Pilpres 2014 sampai 2019 terlihat bahwa Jokowi adalah korban hoax politik,” ujar Yose Rizal saat konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (7/2).
Berdasarkan pantauan PoliticaWave di media sosial, kata Yose, jumlah isu hoax semakin besar di Pilpres 2019. Pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi-JK mendapat serangan hoax 7 kali lebih besar daripada pasangan Prabowo-Hatta.
Selama proses Pilpres 2019, PoliticaWave memantau 10 isu hoax dengan jumlah percakapan terbesar yaitu, isu Ratna Sarumpaet, utang pemerintah, kontainer surat suara tercoblos, E-Toll dari utang Cina, e-KTP palsu dari Tiongkok, Jokowi dituduh PKI, konsultan asing, ijazah SMA Jokowi palsu, 10 juta TKA Tiongkok dan Ma’ruf Amin diganti Ahok.
“Terlihat bahwa 10 isu hoax terbesar tersebut ditujukan untuk menyerang Jokowi,” ungkap Yose.
Yose mengatakan, menjadi tugas bersama untuk memperbaiki kualitas demokrasi di Indonesia, dengan mencegah hoax. Menurut Yose, rakyat Indonesia tidak boleh tertipu oleh isu hoax dalam mengambil keputusan memilih pemimpinnya.
“Isu hoax juga sangat berbahaya dan dapat memecah-belah persatuan bangsa. Isu hoax juga dapat mengganggu fokus pemerintahan terpilih dalam melaksanakan tugasnya,” ujar Yose.
Yose juga mengingatkan tim sukses masing-masing paslon agar cepat memberikan klarifikasi jika ada isu hoax yang muncul. Pasalnya, semakin hoax dibiarkan berkembang terlalu lama, maka akan dianggap kebenaran oleh masyarakat termasuk warganet.
“Jadi, timses dari kedua paslon atau juga pemerintah harus cepat memberikan klarifikasi jika ada isu hoax yang berkembang, sehingga hoax tersebut bisa di-counter dan tidak dianggap kebenaran oleh pihak yang mendapatkan informasi hoax tersebut,” pungkas Yose. (*)