Survei Populi: Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Masih Unggul

oleh
oleh
Pengamanan Debat Capres Berlapis Empat

MACCA.NEWS- Populi Center merilis hasil survei yang dilakukan pasca-debat capres perdana yang digelar pada 17 Januari 2019 lalu. Dalam survei tersebut diketahui elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih relatif lebih unggul ketimbang Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Untuk kategori elektabilitas di mana respondennya diberikan pertanyaan tertutup, paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf Amin mendapatkan angka elektabilitas sebesar 54,1 persen. Sementara Prabowo-Sandi mendapat 31,0 persen.

“Terkait elektabilitas, hasil ini relatif sama dengan temuan survei pada bulan-bulan sebelumnya. Jokowi-Ma’ruf unggul 54,1 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 31,0 persen,” kata peneliti Populi Center, Dimas Ramadhan, Kamis (7/2/2019) di Jakarta.

Dalam survei Populi sebelumya pada bulan November 2018 diketahui pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf sudah unggul di angka 53,9 persen. Pada bulan Desember 2018 sempat turun menjadi 52,0 persen, dan kemudianrebound pada Januari 2019, atau setelah debat mencapai 54,1 persen.

Sedangkan untuk pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga, dalam survei Populi sebelumnya, yakni pada bulan November 2018 mencapai 32,5 persen, bulan Desember 2018 turun 30,7 persen dan pada Januari 2019 naik menjadi 31,0 persen.

Namun demikian, dalam hasil survei selama tiga bulan berturut itu, masih ada responden yang belum memberikan jawaban atau menjawab tidak tahu. Pada bulan November 2018 responden yang menjawab tidak tahu sebesar 13,6 persen, Desember 2018 sebesar 17,2 persen dan kemudian pada Januari 2019 turun menjadi 14,9 persen.

Ketika ditanya alasan mengapa memilih pasangan tersebut, sebanyak 46,4 persen responden menjawab suka dengan figur presiden. Kemudian sebanyak 15,9 persen menganggap presiden yang dipilih memiliki kompetensi untuk selesaikan masalah ekonomi.

“Sisanya sebanyak 5,5 persen mengaku suka dengan figur cawapres, sebanyak 5,2 persen dianggap dekat dengan ulama dan 4,2 persen dianggap mampu menciptakan stabilitas politik,” ucap Dimas.

Dari segi sebaran pemilih, Jokowi-Ma’ruf juga dipilih oleh 50,0 persen kalangan milenial (pemilih di bawah usia 34 tahun). Sementara generasi milenial yang memilih Prabowo-Sandi hanya sebesar 38,1 persen. Sebanyak 14,9 persen sisanya menjawab tidak tahu.

Sementara berdasarkan kategori agama, jumlah pemilih Jokowi-Ma’ruf dengan latar belakang Islam sebesar 51,1 persen, Protestan 88,9 persen, Katolik 75,7 persen, Hindu 80 persen, dan Budha 100 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi dipilih oleh pemilih Islam sebesar 32,6 persen, Protestan 6,9 persen, Katolik 18,9 persen, Hindu 0 persen, dan Budha 0 persen.

Dari kategori ormas Islam, sebanyak 72,1 pemilih dari Muhammadiyah memilih Jokowi-Ma’ruf. Sementara 20,9 persen di antaranya memilih Prabowo-Sandi, dan 7 persen sisanya tidak menjawab. Dari kalangan Nahdlatul Ulama, 56,1 persen pilih Jokowi-Ma’ruf, 27,8 persen pilih Prabowo-Sandi, dan 16,1 sisanya tidak menjawab.

Sementara dari Persatuan Islam (Persis) yang memilih Jokowi-Ma’ruf hanya sebesar 35,7 persen dibanding yang memilih Prabowo-Sandi sebesar 64,3 persen. Begitu juga responden dari Front Pembela Islam (FPI) yang 100 persen memilih pasangan Prabowo-Sandi.

Menurutnya, elektabilitas kedua pasangan calon sepanjang Agustus 2018 hingga Januari 2019 terus mengalami pasang surut, meski tetap didominasi Jokowi-Ma’ruf.

Survei Populi dilakukan dengan metodologi wawancara tatap muka pada 20-27 Januari 2019 di 34 provinsi seluruh Indonesia. Besaran sampel adalah 1.486 responden, dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling).

Hasil survei memiliki margin of error sebesar 2,53 persen pasa tingkat kepercayaan 95 persen. Untuk menjamin distribusi sampel yang memadai, setiap kelurahan terpilih dialokasikan 10 responden dari dua RT.

Proporsi gender ditentukan 50:50, dan besaran sampel tiap wilayah dialokasikan sesuai dengan proporsi daftar pemilih tetap dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU). (**)

No More Posts Available.

No more pages to load.