MAKASSAR — Setelah menggelar Desiminasi publikasi pemutakhiran data stunting, Selasa 31 Oktober 2023, di Swis-belhotel, Dinas Kesehatan Kota Makassar masih mengagendakan pendataan lanjutan. Khususnya kelurahan yang stuntingnya berhasil zero dan kelurahan yang melonjak.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Makassar, Sunarti menerangkan pihaknya masih akan menindaklanjuti kegiatan pemuatakhiran tersebut bersama dengan pihak kelurahan.
Khususnya kelurahan yang tercatat berhasil menekan angka stuntingnya hingga zero dan kelurahan yang tercatat mengalami lonjakan angka stunting. Pendataan ini penting agar daerah lain bisa mencontohkan strategi yang dibangun oleh kelurahan.
“Jadibagaimana caranya di2024 nanti bisa zero, yah minimal 14 persen (SsGI).” jelasnya.
Dia menerangkan sejumlah inovasi dan intervensi didorong pemkot untuk mencapai target tersebut. Salah satunya lewat program Bapak Asuh Stunting.
Program ini telah dikenalkan Dinkes sejak puncak peringatan Hari Keluarga Berencana
Nasional (Harganas) awal September lalu.
Program ini memberikan mandat ke OPD untuk mengurus anakyang terkena stunting.
Pun ini telah dibagi. Bagi OPD mengurus dua anak per orang.
Sedangkan khusus kepala sekolah negurus satu anak. Implementasi pada tahap
awal telah menyasar sebanyak 600 anak di berbagai kelurahan di Makassar.
“Alhamdulillah, sudah ada beberapa SKPD yang melaporkan, berat badan anak asuhnya sudah naik,” jelasnya.
Lebih lanjut, Sunarti membeberkan saat ini jumlah anak yang terkena stunting di Makassar mencapai 2.700 anak (3,14 persen).
Ini juga tercatat secara progresif menurun, dimana di tahun 2020 angka anak penderita stunting masih berad di 5.413 anak. Kemudian menurun di 2021 mencapai 3.902 dan di 2022 menjadi 3.333 anak.
Pihaknya optimis ini bisa terus ditekan hingga tahun 2024 mendatang, asalkan seluruh pihak bisa bekerjasama dengan baik.