Makassar – Pemkot Makassar menargetkan kawasan kuliner Kanrerong Makassar bersih dari gerobak pedagang kaki lima (PKL). Lapak pedagang akan direlokasi secara bertahap menyusul rencana revitalisasi di kawasan Karebosi Makassar tersebut.
Kepala UPT Kanrerong Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar, Trisna mengatakan ada total 226 gerobak PKL di kawasan tersebut. Sementara 67 lapak di antaranya sudah direlokasi sejak sebulan terakhir.
“67 lapak sudah keluar, dari 226 (total gerobak PKL Kanrerong),” ungkapnya, Rabu (7/9/2022).
Proses relokasi ditarget sudah rampung bulan ini. Kawasan Kanrerong sudah harus bersih dari PKL.
“Mulai (direlokasi) sudah satu bulan, dengan minggu ini satu bulan mi. Kita maunya ini kita selesai dua minggu ini,” sambungnya.
Lebih lanjut Trisna mengatakan gerobak PKL yang lebih dulu direlokasi adalah lapak yang sudah tidak dikelola pedagang. Sementara PKL yang masih aktif berdagang di kawasan Kanrerong akan direlokasi paling terakhir.
Pihaknya pun sudah memberikan surat pemberitahuan kepada PKL agar bisa mengosongkan lapaknya sendiri. Proses pemindahan lapak pedagang, turut melibatkan Satpol PP Makassar.
“Yang kosong dulu (direlokasi). Nanti kalau sudah mi semua yang kosong, baru kita berikan surat pemberitahuan ketiga ke (PKL) yang aktif sekarang. Masih banyak yang aktif. Nanti kita pakai bantuan dulu ke satpol PP,” tukasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun detikSulsel dari Dinas Koperasi dan UMKM, ada 226 gerobak PKL Kanrerong Makassar yang bakal direlokasi di 13 kecamatan. Rinciannya, di Kecamatan Tamalate 5 gerobak, Wajo 33 gerobak, Sangkarrang 15 gerobak, dan Kecamatan Tamalanrea 20 gerobak.
Selanjutnya di Kecamatan Ujung Pandang 11 gerobak, Rappocini 14 gerobak, Bontoala 12 gerobak, Manggala 10 gerobak, Mariso 10 gerobak, Panakkukang 3 gerobak, Biringkanaya 48 gerobak, Mamajang 15 gerobak, dan Tallo 30 gerobak.
Trisna melanjutkan, relokasi gerobak PKL Kanrerong sudah mempertimbangkan ketersedian lahan di tiap kecamatan. Sementara ada 2 kecamatan, yakni Ujung Tanah dan Makassar dinilai tidak punya cukup tempat untuk menampung PKL yang direlokasi.
“Yang tidak terima (PKL hasil relokasi) Ujung Tanah dan Makassar,” jelasnya.
Pemkot Makassar menelusuri dugaan pungli yang terjadi di Kawasan Kuliner Kanrerong
Kepala UPT Kanrerong Dinas Koperasi dan UMKM Kota Makassar, Trisna menjelaskan, relokasi lapak PKL disesuaikan dengan domisili kecamatan pedagang di KTP-nya. Jika PKL Kanrerong yang domisilinya berada di kecamatan yang belum menyediakan lahan untuk pedagang, maka akan digeser ke kecamatan terdekat dengan tempat tinggalnya.
“Adapun kecamatan yang tidak punya lokasi itu yang KTP-nya di situ maka harus ke kecamatan lain yang dekat,” ucap Trisna.
Salah satu PKL di kawasan Kanrerong Makassar, Samsiah mengaku sudah menerima informasi jika lapak akan dipindahkan ke wilayah sesuai domisili. Dia mengatakan belum tahu pasti lahannya, namun diharapkan tempat yang disediakan layak jadi tempat berjualan.
“Yang kudengar itu berdasarkan domisili tapi kita juga mau lihat domisili, bagus tidak. Nanti na tempatkan jaki di tempat tempat yang tidak layak,” sebutnya.
Kanrerong Direvitalisasi Jadi Lebih Modern
Diketahui relokasi PKL dan pengosongan pedagang di Kanrerong bagian dari rencana untuk merevitalisasi kawasan kuliner itu lebih modern. Pemkot Makassar sudah menganggarkan Rp 5 miliar tahun ini untuk revitalisasi yang dimaksud.
“Anggaran yang akan digunakan hanya Rp 5 miliar dulu, karena bertahap,” Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Makassar
Nantinya lapak pedagang dan pengelolaannya akan lebih tertata. PKL yang akan menempati kawasan itu akan diseleksi, untuk kemudian dibina Pemkot Makassar.
Selain sebagai pusat kuliner, Kanrerong juga akan diarahkan menjadi destinasi wisata alternatif di Kota Makassar. Produk yang ditawarkan di Kanrerong juga nantinya adalah produk bermutu agar menarik minat pengunjung.(*)