Makassar – Minimnya fasilitas sarana dan prasarana penunjang kreatifitas anak yang memadai, dinilai salah satu sebab Makassar gagal menyandang kota layak anak.
Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar, Andi Hadi Ibrahim Baso menilai fasilitas ramah anak yang masih belum diaplikasikan di Kota Makassar.
“Jadi kalau kami melihat, Makassar memang belum layak saat ini sebagai kota layak anak,” tegas legislator PKS ini, Sabtu, (16/7/2022).
Andi Hadi menjelaskan, pemerintah kota mesti mampu memetakan kebutuhan anak di tiap kelurahan, atau paling tidak, fasilitas untuk anak bisa ditemui di tempat umum.
Imbasnya, kata dia, anak-anak bermain di jalanan, hingga ke tempat-tempat yang tidak semestinya. Kreatifitas mereka tersalurkan di tempat yang tidak semestinya.
Bahkan ekspolitasi anak menjadi pengemis dan pengamen gampang ditemui di Makassar. Perilaku lainnya yakni tawuran, hingga praktik vandalisme di sejumlah fasilitas publik.
Menurutnya ruang kreatifitas dan bermain sangat penting diadakan utamanya di gedung-gedung dan fasilitas publik.
“Ketika anak diikutkan ke RS misalnya, saya lihat waktu sidak di RS Daya mereka pikirkan anak-anak, ke RS tidak masuk ruangan pasien. Dia (anak-anak) di luar arena bermain, sehingga bisa menikmati waktunya tanpa masuk ke RS,” lanjutnya.
Lebih lanjut masalah iklan rokok juga masih menjadi problematika saat ini. Banyak iklan rokok yang terpampang di sekitar kawasan sekolah, yang semestinya tak sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kawasan Tanpa Rokok.
Adapula kendala pada tingginya angka anak jalanan, jumlah ini berkorelasi dengan tingginya angka putus sekolah di Makassar.
Menurutnya, masalah-masalah ini memerlukan dudukan hukum dalam bentuk Perda. Komisi D, kata dia, telah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Kota Layak Anak.
“Kita sudah ajukan di Prolegda, tahun ini ada, kita harapkan bisa dibahas sesegera mungkin,” tegasnya. (Win)