MACCA.NEWS– Charta Politika merilis survei nasional peta elektoral Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Survei pada 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019 ini dilakukan terhadap sampel 2.000 responden di 34 provinsi dengan metode acak bertingkat multistage random sampling dengan margin of error -+ 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Dari survei yang dilakukan, partai yang masuk empat besar dalam Pileg 2019 tak jauh berbeda dibanding survei yang dilakukan sebelumnya pada Oktober 2018.
PDIP masih memimpin dengan tingkat keterpilihan 25,2 persen, disusul Partai Gerindra dengan elektabilitas 15,2 persen, Golkar (9 persen) dan PKB (8,1 persen). Untuk urutan kelima terjadi pergeseran. Partai Nasdem diprediksi akan masuk lima besar menggeser Partai Demokrat. Partai Nasdem meraih 5,3 persen sementara Partai Demokrat 4,5 persen.
Elektabilitas Partai Nasdem ini meningkat signifikan dibanding survei pada bulan Oktober lalu. Saat itu, elektabilitas Partai Nasdem berada pada kisaran 3,2 persen.
“Nasdem naik cukup tajam dari 3,2 persen menjadi 5,3 persen. Biasanya lima besar itu PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat dan PKB, sekarang Demokrat disalip Nasdem,” kata Direkutur Riset Charta Politika Muslimin dalam konferensi pers ‘Rilis Survei Nasional, Peta Elektoral Terkini Pileg dan Pilpres 2019’ di Jakarta, Rabu (16/1).
Terdapat dua hal yang membuat responden memilih Partai Nasdem, yakni faktor Ketua Umum Partai Nasdem dan program partainya.
“Dua alasan itu kenapa pilih Nasdem,” katanya.
Selain enam partai tersebut, terdapat dua partai lainnya yang diprediksi akan melenggang ke Senayan. Kedua partai itu, yakni PPP dengan elektabilitas 4,3, dan PKS 4,2 persen. Sementara dua partai lainnya, yakni Perindo dan PAN yang masing-masing meraih elektabilitas masing-masing 2,7 persen dan 2,6 persen masih berpotensi untuk lolos. Hal ini lantaran terdapat margin of error 2,19 persen.
Sementara ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) yang ditetapkan untuk Pileg 2019 adalah 4 persen.
Dengan demikian, terdapat tiga partai lama yang terancam tidak lolos ke Senayan, yakni Partai Hanura dengan elektabilitas 0,6 persen, PBB (0,4 persen) dan PKPI (0,1 persen).
“Partai lama yang anjlok ada Hanura, PBB, dan PKPI. Ada tiga parpol lama yang terancam tidak akan lolos ke parlemen,” ujarnya.
Meski demikian, partai-partai di luar delapan besar masih berpeluang lolos ke Senayan. Hal ini lantaran masih terdapat 16,2 persen responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab (undecided voter). Untuk itu, partai-partai tersebut sudah seharusnya berupaya menggaet para pemilih yang belum menentukan pilihan.
“Tentunya masih ada 16,2 persen peluang bagi parpol untuk menambah suara, masih ada peluang bagi partai lain. Tapi apakah sebaran 16,2 ini akan merata atau ke salah satu parpol,” katanya. (*)