MACCANEWS– Setelah isu kebohongan Nurdin Abdullah terkuak karena tak mampu merealisasikan janjinya soal launching perdana nikel, kini kubunya diduga menggiring opini kalau seolah-olah unggul survei.
Sebelum SSI yang direkturnya sangat jelas bagian dari Nurdin Abdullah merilis hasil surveinya yang mengunggulkan sendiri jagoannya, kubu pasangan ini juga menggiring dan mengklaim empat lembaga survei mengunggulkannya.
Sayangnya, mereka tergolong terkesan memaksakan menggiring opini tersebut ketika isu kebohongan menghangat. Pasalnya ketika ditelisik, data survei indikator yang diklaimnya, penuh keanehan.
Keanehan pertama, dalam pemberitaan media soal hasil survey tersebut, tak ditemukan keterangan resmi dari pihak Indikator. Selain itu, juga tak disebutkan metodologi survey, jumlah responden dan sebarannya, serta waktu pelaksanaan survey.
Padahal biasanya, jika Indikator merilis survei itu langsung disampaikan oleh jajarannya. Bukan kandidat atau pemenangan kandidat. Sehingga diduga kuat, mereka mengatasnamakan Indikator.
Di samping itu, Indikator dalam merilis survei, selalu menyebutkan jumlah responden yang dilibatkan, metodologi, waktu, hingga popularitas dan elektabilitas masing-masing kandidat.
Jika mengacu pada salah satu media online yang berhasil mengonfirmasi salah satu contact person (CP) yang tertera pada website Indikator, indicator.co.id, yang bersangkutan enggan berkomentar.
Sang CP yang namanya tercantum sebagai contact person pada website itu, justru mengaku tak pernah melakukan rilis hasil survey.
Sehari sebelumnya, SSI mempublish temuan surveinya. Meski berusaha mengelak kalau mereka profesional, namun bukan rahasia umum jika Direktur SSI adalah orang dekat NA, sehingga data-datanya tentu sangat diragukan netralitasnya.
Apalagi jika ditelisik, SSI selalu mempublish temuan surveinya ketika ada lembaga lain mengunggulkan rival NA, atau setelah lembaga survei mempublish datanya. (*)