MACCANEWS- Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman hadir dalam acara pembukaan International Coffee Day (Hari Kopi Internasional) di Hotel Claro, Makassar, Senin (15/10/2018). Dirinya menyampaikan pada pemaparan, terkait kebijakan terkait sektor komoditi kopi dan potensinya di Sulawesi Selatan.
Indonesia sendiri adalah negara penghasil kopi terbesar keempat dunia, setelah Brazil, Vietnam dan Colombia dengan produksi 651 ribu ton biji kopi atau 8,9 persen dari produksi dunia.
Sulsel adalah sentra pengembangan jenis kopi arabika dan robusta di Sulsel dengan kopi Toraja dan Kalosi, luas perkebunan kopi nasional di Sulsel 12,5 persen. Produksi kopi robusta 9.804 ton dan kopi arabika 21.994 ton.
Andi Sudirman berharap, produk unggulan, termasuk kopi untuk dipromosikan dengan baik, seperti dipajang di kedutaan-kedutaan, serta harus ada gerakan membantu masyarakat petani terutama dalam kesejateraan mereka.
“Bagaimana menstimulasi petani, agar tidak langsung melepas ke pasar saat panen,” kata Andi Sudirman.
Hal lain juga disampaikan oleh Andi Sudirman adalah bagaimana promosi dan mengemas produk yang ada dengan baik, selain itu yang harus diperhatikan adalah nilai kesehatan dari kopi.
“Bukan hanya kuantitas produk, tetapi kualitas produk juga harus diperhatikan,” sebutnya.
Sedangkan, Kepala Dinas Perindustrian Sulsel Ahmadi Akil dalam laporannya sebagai ketua panitia, mengatakan hari kopi internasional jatuh setiap 1 Oktober ini dirangkaikan dan menyambut perayaan hari jadi Provinsi Sulawesi Selatan ke-349 tahun yang akan jatuh pada 19 Oktober mendatang.
“Kami ucapkan selamat datang kepada para peserta yang bersedia hadir,” sebutnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat mengangkat harkat dan martabat petani kopi Indonesia serta memperkenalkan kopi yang ada di Sulsel.
Sementara itu, dalam sambutannya Sekretaris Ditjen Amerika dan Eropa Ratu Silvi Gayatri mengatakan, menyampaikan harapannya peringatan ini memberikan manfaat bagi petani dan para pemangku kebijakan.
Deputi Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian Musdalifah Mahmud menyampaikan, harapannya, agar pemerintah Sulsel untuk mendukung dan mendorong pengembangan kopi di Sulawesi Selatan.
“Kopi seharusnya menjadi komoditi andalan Indonesia, karena sudah terkenal dan legendaris,” paparnya.
Kopi Toraja juga salah satunya, sehingga perlu bangga dan perlu dikembangkan kembali.
“Kita bangkitkan karena banyak lahan kosong, kenapa karena untuk konsumsi dunia masih kurang,” ujarya.
Ia juga menyampaikan bahwa, konsumsi kopi masyarakat Indonesia perkapita 1,2 Kg per kapita per tahun. kopi juga memiliki pasar dan konsumen yang luas.
Dengan tema “Women in Coffee” tema hari kopi ini, memberikan manfaat bagi kaum wanita dan maknanya seorang wanita atau ibu-ibu bisa menyajikan kopi dengan baik.
Para hadirin disuguhi lagu-lagu soundtrack dari film Filosofi Kopi, tarian gandrang bulo yang menampilkan tingkah jenaka anak-anak dan tari mallatu kopi tari asal Toraja hadir menghibur hadirin, termasuk dari beberapa perwakilan negara-negara sahabat, diantaranya, Brazil, Amerika Serikat, Holland, Australia, Guatemala, India, Peru, Vietnam, Honduras dan Inggris.
Kegiatan ini akan berlangsung hingga 17 Oktober 2018 dengan menghadirkan pameran dan kompetisi kopi, berupa pagelaran produk-produk kopi terbaik di nusantara maupun dunia.
Serta, perlombaan meracik kopi (barista), seminar dan talkshow kopi arabika dan robusta, wisata kopi/kampung kopi, pemutaran film dokumentasi kopi hingga pemilihan Duta Kopi.(*)