MACCANEWS– Ubi kayu atau singkong ‘raksasa’ berbobot 187 kg dipajang di pameran LDII Expo dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Ketela pohon yang ukurannya tak lazim ini dikembangkan oleh Awaldi Hasibuan, seorang petani LDII asal Pekanbaru, Provinsi Riau. Ubi yang menyita perhatian peserta Rakernas LDII ini sengaja didatangkan langsung dari Pekanbaru.
Menurut Awaldi, DPP LDII memintanya memperkenalkan hasil tanamannya agar menjadi inspirasi bagi petani lain. “Ini adalah hasil persilangan antara Ubi Adira 4 dan Ubi Mangalo, yaitu ubi khas Pekanbaru,” kata peraih juara 2 adikarya pangan nusantara tingkat nasional tahun 2016 ini.
Ubi yang ia tanam, katanya, sangat berpotensi dijadikan tepung. Sebab 1 batangnya bisa berbobot 187 sampai 200 Kg. Jika jarak tanam 3×3 meter, maka dalam 1 hektar bisa ditanam 1.100 batang ubi kayu. Artinya, bila satu batang menghasilkan 200 Kg ubi, maka dalam satu hektar bisa diperoleh 200 ton.
Produk hilir dari ubi kayu, kata Awaldi, antara lain brownis, dodol, moe, bolu, dan keripik singkong. “Kita berdayakan ibu-ibu agar terus bereksperimen menghasilkan modifikasi cassava flour (mocaf),” kata peraih juara 1 penyuluh pertanian lapangan swadaya tingkat nasional tahun 2015.
Ia berharap, pemanfaatan ubi kayu dapat menciptakan diversifikasi pangan. “Ayo terus berinovasi dan berkarya. Sebagai warga LDII yang menyumbangkan karya, kehadiran saya disini agar kawula muda tetap cinta pertanian. Bertani bisa menjadi pilihan hidup agar ibadah dan ekonomi bisa lancar,” ungkapnya.
Selain ubi raksasa, pameran LDII Expo juga memamerkan prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), teknologi digital printing, ekonomi syariah, jamu herbal alami, dan profil Sekolah Sulton Aulia Boarding School. (*)