MACCANEWS- Korban gempa Donggala dan Palu kekurangan air bersih. Pasalnya paska gempa dan tsunami melanda, sumber air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat tidak berfungsi.
Yayuk Eka Cahyani, salah satu warga Marawola, Kabupaten Donggala saat dikonfirmasi, Minggu 30 September 2018 mengungkapkan hingga saat ini yang berdomisili di Perumnas Tinggede belum mendapatkan bantuan baik makan dan air bersih.
Untuk mengatasi kelaparan dan kekurangan air minum mereka mengandalkan air sumur masjid, meski rasanya agak asin. “Yang susah itu untuk dipakai memasak nasi. Karena air dari sumur rasanya agak asin,” katanya.
Yayuk menambahkan, di lingkungan perumahan yang lokasinya berbatasan antara Palu dan Donggala ini warga yang jumlahnya sekitar 700-an kepala keluarga tidak ada yang berani tidur di dalam rumah.
“Warga tiga malam ini tidur di lapangan perumahan dengan beralaskan tikar ala kadarnya. Mereka takut tidur di rumah karena gempa masih dirasakan menit demi menit,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Wahyudi, warga Perumnas Tinggede bahwa sudah tiga malam ini ratusan warga perumnas tidak ada yang berani tidur di dalam rumah, meski tak banyak rumah mereka yang mengalami rusak berat.
Bahkan rumah mereka masih banyak kokok berdiri. Termasuk juga bangunan masjid perumahan yang hanya mengalami retak-retak pada dinding temboknya.
“Tapi mereka takut untuk tidur di dalam rumah karena sebentar-sebentar tanah ini masih goyang. Tidurnya paling banyak di halaman rumahnya masing-masing. Tapi mash banyak juga yang tidur di lapangan,” katanya.
Diungkapkan Wahyudi, yang dibutuhkan warga saat ini adalah air bersih. Mereka mengalami krisis air bersih. “Yang kami butuhkan sangat mendesak saat ini adalah air bersih. Itu saja, karena kami tidak bisa apa-apa. Mau masak tidak ada air. Apalagi mau minum,” katanya.
Hal ini dibenarkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho. Menurutnya hingga saat ini warga masih kesulitan mendapatkan air bersih. Apalagi jaringan pipa air bersih rusak akbiat guncangan gempa berkekuatan magnitudo 7,4.
“PLN, PDAM, dan SPBU masih belum bisa diakses. Air bersih di sana menjadi salah satu kebutuhan yang mendesak saat ini,” katanya.
Sementara jalur transportasi darat yang sempat terputus akibat gempa dan tsunami kini sudah mulai bisa diakses. Ada dua jalur utama yang sudah bisa dilalui kendaraan, yakni Palu-Mamuju dan Palu-Poso.
“Hari ini kita mendapat laporan bahwa akses jalan sudah bisa ditembus sehingga pengiriman bantuan personel, logistik, dan sebagainya bisa menggunakan jalur darat Palu-Poso dan Palu-Mamuju,” ucap Sutopo.
Dirilis BNPB, korban dan tsunami yang melanda Palu dan Kabupaten Donggala mencapai 832 jiwa meninggal, 540 jiwa luka-luka, dan sekitar 16.732 jiwa mengungsi di 31 titik di Palu dan Donggala.
Sementara itu hingga Minggu 30 September 2018 siang sebanyak 209 telah terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang bervariatif. (*)