MACCANEWS- Dalam pekan pertama kampanye, Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno, langsung tancap gas melakukan safarinya ke Surabaya.
Di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur ini, selama seharian Sandi pun menghadiri sejumlah acara di beberapa titik.
Padahal, Jawa Timur selama ini dikenal sebagai daerah dengan masyarakat berkultur Nahdlatul Ulama yang kuat. Bagaimana tidak, organisasi Islam terbesar, itu juga lahir di daerah ini.
Selain itu, provinsi ini juga dianggap sebagai wilayah dengan basis pendukung paslon nomor 1, Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin, yang merepresentasikan pilihan masyarakat Jatim, yakni kaum nasionalis – religius.
Lantas apa strategi cawapres Prabowo Subianto itu untuk meraup suara di Jatim? Sandi yang tiba di Surabaya, Rabu 27 September 2018 pagi, mengatakan akan terus menjalin komunikasi dengan kaum nahdliyin dan juga jaringan pengagum pemikiran Gus Dur, Gusdurian, yang belum menentukan pilihan.
“Tentunya kita akan terus berusaha melakukan komunikasi, terutama terhadap basis NU, dan Gusdurian,” kata dia, saat ditemui di Surabaya.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pun mengatakan, komunikasi itu akan dikemasnya dengan cara, mengusung isu-isu peningkatan kesejahteraan dan ekonomi berbasis keumatan.
“Semua kita sampaikan, kita akan perioritas mensejahterakan, karena kita yakin bahwa isu utama (ekonomi) ini, juga menjadi isu utama juga bagi kalangan NU,” ujar dia.
Menurutnya, yang terpenting kini adalah perbaikan ekonomi, yang harus berpihak kepada rakyat. Selain itu, kata dia, ada juga juga soal penciptaan lapangan pekerjaan.
“Karena tadi saya dengar, bahwa masyarakat jatim, lapangan kerja sulit didapat,” kata dia.
Selain itu, kata dia, yang menjadi perhatiannya adalah soal harga bahan-bahan pangan yang terus meningkat. Sandi mencontohkan, bahwa hari ini pemerintah tekah merevisi harga ayam dan telur. Hal itu, menurutnya bisa membebani masyarakat.
Maka untuk mencari, solusi itu, Sandi pun mendorong peningkatan ekonomi melalui cara-cara keumatan.
“Maka akan ada ekonomi berbasis keumatan, ekonomi berbasis pesantren, saya juga mendorong santripreuner,” pungkas dia. (*)