MACCANEWS- Sekira pukul 23.15 Wita, rombongan iring-iringan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah (NA) berhenti dan menyempatkan diri untuk singgah meninjau lokasi pembangunan Rest Area Bantaeng. Hal ini Ia lakukan usai menutup acara Festival Pinisi di Kabupaten Bulukumba, Sabtu (15/9).
Resta area merupakan tempat peristirahat sejenak, transit, beristerahat dan melepas lelah sebelum melanjutkan perjalan ini, hadir dengan konsep one stop rest area. Dengan pelayanan parkir yang luas, tempat isterahat, toilet, klinik kesehatan 24 jam, kios-kios berjualan warga, mini market, mushola dan lainnya.
Rest area ini dibangun diakhir masa pemerintahan Nurdin saat menjadi Bupati Bantaeng. Selain pembangunan jalan dan irigasi, rest area menjadi fokusnya. Lokasinya, berada di perbatasan kabupaten Bantaeng-Jeneponto, Ia harapkan mampu mendorong pesat perekonomian masyarakat menegah ke bawah dan menjadi pusat ekonomi baru.
“Ini menjadi tanda mata (cendera mata) Saya sepuluh tahun terakhir, ini sudah mau diaspal, belakang ini tempat mancing,” kata Nurdin.
Nurdin menyebutkan, tempat ini dibangun karena melihat begitu banyak penjual menggunakan gerobak atau di pinggir jalan menjajakan jualan. Jadi terpikirlah untuk menata dan menempatkan pada satu tempat.
“Jadi saya pikir perlu wadah, makanya gerobak-gerobak ini, pindah kesini dibuatkan lebih permanen,” sebutnya.
Rest area ini pembangunnanya telah mencapai 80 persen ini, Ia harapkan bisa ditata dengan baik oleh bupati selanjutnya. Adapun luas rest area milik Pemda Bantaeng ini seluas 2 Ha, lengkap dengan fasilitas standar mewah standar hotel.
“Ini klinik dan toilet ada shower di dalamnya dan ini standar hotel,” ungkap Nurdin.
Nurdin menjelaskan, rest area ini berbeda dengan pembangunan rest area yang direncanakan Pemprov yang dibangun di era kepemimpinannya. Rest area Pemprov akan dibangun di sepuluh titik, dimana luasnya sekira 7 Ha. Ia menyebutkan, bahkan banyak kabupaten telah menyiapkan lahan tapi dengan satu syaratnya, harus punya view yang bagus.
Imbuhnya, karena milik Pemda maka kios-kios milik warga akan digratiskan dari biaya sewa.
“Tidak ada yang disewa, sampai dia mapan baru dia berikan kontribusi,” paparnya.
Adapun untuk biaya pemeliharaan berasal dari biaya sewa dari bisnis waralaba yang menyewa tempat di rest area tersebut. Sedangkan masyarakat menengah bawah digratiskan.
Ia harapkan, dengan hadirnya rest area ini kondisi kesehatan masyarakat bisa terjaga dan dapat menikmati perjalan dengan baik.
“Jadi orang masuk Bantaeng kesannya adem,” pungkas Nurdin.(*)