MACCANEWS- Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan istri Liestyati F Nurdin hadir pada penutupan Festival Pinisi ke-9 di Pantai Bira, Kabupaten Bulukumba, Sabtu (15/9) malam. Acara yang masuk dalam Event 100 Wisata Wonderful Indonesia 2018 atau satu dari 100 acara wisata terbaik di Indonesia ini dihadiri puluhan ribu orang.
Penonton menyemut di depan panggung, disuguhi dengan persembahan awal dengan tari ‘Pinisi Penakluk Empat Benua’ diproduksi oleh sanggar seni Saorajae. Tarian ini juga pernah ditampilkan dalam launching 100 Event Wisata Wonderful Indonesia. Tari ini menceritakan kapal pinisi dalam mengarungi empat benua.
Nurdin Abdullah mengatakan, festival ini hadir dengan hiburan yang luar biasa. Ia pun menyampaikan apresiasi pada masyarakat dan Pemerintah Daerah Bulukumba karena konsisten menghadirkan acara ini hingga pelaksanaan kesembilan kali.
Untuk itu Ia berkeliling objek wisata di Bulukumba untuk mencari objek wisata baru.
“Bukan hanya laut mengangkat nama Bulukumba. Yakni satu-satunya di Indonesia pusat pembuatan kapal pinisi,” sebutnya.
Sore hari sebelumnya, Nurdin mengunjungi lokasi pembuatan kapal pinisi di Desa Ara, Kecamatan Bonto Bahari.
Ia berjanji diera kepemimpinannya, akan menyelesaikan infrastruktur di Bira, seperti pasar seni, tempat parkir yang besar, jalan bagus dan juga bandara yang akan dihadirkan.
“Inshaallah bersama Pak Bupati akan berjuang menghadirkan bandara Bira. Jadi beri kesempatan Pak Gubernur dan Pak Bupati, kami akan all out, kalau bukan 2019, ya tahun 2020, ini karena Bira sudah menjadi aset dunia,” kata Nurdin Abdullah. Bagi Nurdin, bandara ini penting agar konektivitas hadir di kawasan wisata di wilayah sekitar.
Fokusnya juga mengembangkan lokasi pembuatan kapal pinisi. Dimana dapat menjadi alternatif wisata yang berkunjung ke Sulsel.
Ia meminta kepada masyarakat untuk menyiapkan diri dalam hal sumber daya manusia mereka (SDM). Termasuk menguasai bahasa asing.
Nurdin berharap tahun depan festival ini lebih baik dan lebih besar serta dihadiri bukan hanya wisatawan lokal tetapi wisatawan mancanegara atau pengunjung dari luar negeri.
“Semoga memberikan makna yang luar biasa bagi masyarakat Sulsel,” harapnya.
Sementara itu, diawal sambutan Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali mengatakan Nurdin adalah pemegang nahkoda di Sulsel pilihan masyarakat Sulsel.
“Malam ini saya sangat bangga, setahun lalu berdiri dan malam ini tiga kali lipat jumlahnya. Masyarakat luar Bulukumba, kami bangga kami menjadi tuan rumah yang baik, terima kasih atas kedatangannya,” kata Sukri Sappewali.
Malam ini juga malam membahagiakan bagi dirinya. Karena sejak dilantik, acara ini dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan ditutup oleh Gubernur Sulsel Nurdin.
Ia pun percaya bahwa tahun depan festival ini masuk kembali dalam Wonderful Indonesia. Atas usainya pelaksanaan acara ini berterima kasih pada semua pihak.
Sukri mengatakan, Bulukumba memiliki potensi wisata yang besar dan menjadi perhatian dari berbagai kalangan, Ia pun mengajak seluruh pihak membangun kepariwisataan di Bulukumba karena untuk membangun diperlu kerjasama.
“Semakin banyak orang datang ke Bulukumba semakin banyak uang yang masuk ke Indonesia, termasuk ke kabupaten tetangga, mari kita sambut tamu kita,” sebutnya.
Ia juga meminta maaf atas masih banyak kekurangan dan kekhilafan terhadap penyelanggaraan acara. Ia mengajak masyarakat mempromosikan kegiatan ini dan Kabupaten Bulukumba melalui sosial media.
“Tumpahkan (sebarkan) ke Facebook bagaimana Bira ini begitu indah, agar mereka datang,” pintanya.
Sedangkan, Staf Ahli Bidang Multikultural, Kementrian Pariwisata (Kemenpar) RI, Esti Astuti menyampaikan saat memberikan sambutan, Festival Pinisi sudah trending topik di twitter dan menyarankan untuk tetap diviralkan di sosmed.
Kegiatan ini dikurasi oleh ahlinya sebagai seratus kegiatan unggulan.
“Ini yang masuk adalah festival yang luar biasa, diharapkan untuk bisa masuk kembali. Kriterianya, disamping punya potensi cultural atau budaya, commercial, bermanfaat ekonomi bagi masyarakat, juga communication value, bisa dipublikasikan oleh media,” ujarnya.
Esti juga menyebutkan, kapal pinisi budaya mendunia dan diakui dunia maka untuk itu harus dijaga. Pada festival ini diharapkannya, bukan hanya kegiatan lomba, tetapi kreatif value juga diangkat seperti budaya pinisi yang ada dalam cerita I La Galigo.
Hal yang juga disampaikan, yang perlu mendapat pembenahan adalah akses ke Bulukumba dari ibu kota Provinsi Sulsel, masih membutuhkan waktu empat jam perjalanan. Padahal idealnya bagi wisatawan hanya dua jam saja perjalanan saja.
“Biasanya wisatawan cuma dua jam, Saya dengar sekarang ada MoU dengan Selayar bagaimana mendukung daerah ini. Objek wisata, tidak saja hanya atraksinya, disini banyak penginapan dan akses yang harus diangkat, termasuk restorannya,” ujar Esti.
Rangkaian kegiatan ini dimulai dari 8 September dan menghadirkan sejumlah kegiatan seperti, Senandung Kopi Kahayya dan Kahayya Trail Adventure, Legenda Rakyat Bulukumba (Samindara), Pagelaran Seni Dato Tiro, Ritual Peluncuran Perahu/Annyorong Lopi, Lomba Layang-Layang, Gala Dinner dan Panggung Pertunjukan Seni Budaya, Pinisi Expo, Karnaval Pinisi, Ritual Adat Ammatoa Kajang.
Juga dilakukan pengundian hadiah utama Sunsetrun sebuah sepeda motor, dimana mantan Ketua KPK RI Abraham Samad dan Puteri Indonesia 2002 Melani Puteri menjadi peserta.(*)