Makassar,- Pembangunan Ducting Sharing atau pemindahan kabel ke bawah tanah di Makassar segera terealisasi. Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto baru saja usai mengunjungi Singapura untuk melihat penerapannya di sana.
Studi tiru dilakukan selama tiga hari, yakni 25 sampai 27 Maret 2024. Dengan kegiatan Benchmarking on Planning, Operations and Governance of Multi Utilities Tunnel.
Secara tidak langsung Ducting Sharing versi Singapura siap diadopsi di Makassar.
Wali Kota Makassar tidak sendiri, hadir juga pihak Otorita Ibu Kota Nusantara, Kementerian PPN/Bappenas hingga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Selama tiga hari, ada beberapa kunjungan langsung di lokasi Multi Utilities Tunnel. Pada 25 Maret, mengunjungi Common Services Tunnel (CST) di Marina Bay.
Yang mana CST merupakan jaringan bawah tanah yang menampung dan mendistribusikan layanan utilitas listrik, air, telekomunikasi, pendingin distrik, dan drainase.
CST dirancang untuk kapasitas umur pemakaian sampai 150 tahun. Tunnel dibagi menjadi dua segmen yakni pipe tunnel dan cable tunnel. Memiliki tiga sensor yakni sensor oksigen, sensor karbon monoksida, dan sensor suhu.
Ketiga sensor ini berada di permukaan tanah berfungsi memberikan informasi kepada operator di control room ketika kondisi di dalam terowongan berada diambang bawah.
Mereka juga mengunjungi Marina Bay District Cooling System (DCS). Konsep dasar DCS sendiri adalah mengkonsolidasikan kapasitas pendinginan dalam satu lokasi sentral.
Kemudian didistribusikan ke sejumlah bangunan dalam kawasan yang sama. Hal ini berbeda dengan sistem pendinginan konvensional yang mana setiap bangunan memiliki sistem pendinginan sendiri-sendiri.
DCS telah mencapai nol gangguan pasokan sejak tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa DCS mampu memberikan pasokan energi pendinginan yang andal dan stabil bagi bangunan-bangunan di wilayah tersebut.
Pada hari kedua, 26 Maret 2024, delegasi mengunjungi Sembcorp Battery Storage. Merupakan entitas yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengoperasian sistem penyimpanan energi baterai di Singapura.
Teknologi ini memainkan peran kunci dalam menyediakan kapasitas penyimpanan yang diperlukan untuk mengintegrasikan sumber energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, ke dalam jaringan listrik negara.
Fasilitas ini menyimpan energi listrik dalam bentuk baterai, yang dapat digunakan saat dibutuhkan untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan energi listrik.
Juga mengunjungi Tuas South Incineration Plant untuk belajar implementasi fasilitas waste to energy. Prinsip utamanya ialah proses pembakaran limbah pada suhu tinggi, yang menghasilkan panas yang kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik melalui turbin uap atau untuk tujuan pemanasan.
Delegasi lalu belajar fasilitas pengolahan air. Fasilitas NEWater memanfaatkan proses teknologi yang kompleks, seperti reverse osmosis dan ultrafiltrasi, untuk menghilangkan kontaminan dan zat-zat berbahaya dari air limbah.
Konsep ini merupakan bagian penting dari strategi pengelolaan air di Singapura yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan air dalam menghadapi krisis air yang telah terjadi di masa lalu.
Pada hari terakhir Wali Kota Makassar secara khusus diberi kesempatan spesial untuk memberi pidato penutupan.
Bahwa Danny Pomanto sapaan akrabnya mengatakan kunjungan ini sejalan dengan rencana Pemkot Makassar melaksanakan proyek-proyek strategis seperti, Ducting Sharing, Solar Panel, WTE, dan Multi Utility Tunnel dan New City Center.
“Kunjungan ini merupakan kunjungan benchmarking dalam rangka rencana pembangunan proyek-proyek tersebut di Makassar,” kata Danny di sela-sela penutupan acara, Rabu, (27/03/2024).
Pada kesempatan yang sama, wali kota dua periode ini mengusulkan adanya koridor bisnis antara Singapura, Ibu Kota Nusantara dan Kota Makassar. Dia menyebutnya sebagai Equator Corridor yang siap mengkoneksikan potensi bisnis antar ketiga pusat ekonomi di Asia ini.(*)