Saat ini, 14 kecamatan di Makassar terdampak kekeringan air bersih. Suplai air bersih terhambat lantaran 3 Instalasi Pengelolaan Air (IPA) milik PDAM Makassar kini berhenti beroperasi.
Pemadaman listrik juga terjadi seiring kurangnya suplai air di pembangkit listrik milik PLN. Mati lampu setiap hari hingga 3 jam lamanya di wilayah Makassar dilakukan secara bergilir selama beberapa waktu terakhir.
Kemarau juga membuat suhu panas kian meningkat di antara 35-37 derajat celcius hingga membuat warga kepanasan. Cuaca panas bahkan menjadi salah satu pemicu mudahnya terjadinya kebakaran.
Berikut dampak-dampak kemarau yang terjadi di Makassar. Senin (23/10/2023).
Kekeringan Air
Kekeringan air bersih kini semakin meluas seiring kemarau panjang di Makassar. PDAM Makassar melaporkan 14 kecamatan terdampak imbas kekeringan dan kadar klorida air yang tinggi.
PDAM Makassar menyebut saat ini 3 IPA sudah berhenti beroperasi. Ketiga IPA itu semestinya melayani suplai air di Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakkukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, dan Wajo.
“Jadi, imbas ini (kekeringan) menyebabkan luasannya pelanggan masyarakat yang kesulitan air ini bertambah,” ujar Kabag Humas PDAM Makassar Idris Tahir, Sabtu (21/10).
Idris mengungkapkan saat ini hanya ada dua IPA yang aktif beroperasi, yakni IPA 1 Ratulangi dan IPA 5 Somba Opu. Kedua IPA itu hanya bisa menjangkau wilayah tertentu di daerah selatan dan barat kota.
“IPA kita yang masih aktif alhamdulillah sampai sekarang ini masih normal, sisa IPA 1 Ratulangi tempat mengambil air untuk bantuan ke pelanggan kita, dengan IPA 5 Somba Opu,” bebernya.
“Jadinya IPA Somba Opu ini kita tambah produksinya, kita tambah suplainya, untuk bisa menutupi defisit air di beberapa daerah di selatan dan barat kota. Seperti Cendrawasih itu, sudah ada suplai dari IPA 5 Somba Opu juga masuk ke sana,” imbuhnya.
Salah satu warga yang mengeluhkan dampak kekeringan ialah Daeng Sina (53). Warga Katimbang, Kecamatan Biringkanaya itu mengaku sudah dua bulan terakhir kesusahan air bersih dan tidak mendapatkan bantuan.
“Sudah dua bulan (susah air),” kata Daeng Sina, Kamis (19/10).
Daeng Sina mengaku terpaksa harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air itu dibeli di depot air galon isi ulang.
“Belinya bisa 4 ribu satu galon, 3 galon per hari,” ujarnya.
Dia pun mengeluh dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Meskipun diketahuinya ada bantuan air bersih dari PDAM.
“Kelurahan tidak na gubris ki, orang-orang tertentu saja (digubris). RT ku juga begitu, jangankan pembagian air. Itu Kelurahan Katimbang, banyak warga yang tidak dapat,” keluhnya.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin menjelaskan status tanggap darurat bencana kekeringan diperpanjang sejak tanggal 5 Oktober hingga 5 November 2023. Penetapan status ini akan diiringi upaya percepatan penanganan bencana.
“(Status tanggap darurat bencana kekeringan) Diperpanjang dari 5 Oktober sampai 5 November bulan depan,” kata Hendra, Selasa (10/10).
Hendra mengaku status tanggap darurat kekeringan sudah dua kali diperpanjang. Makassar mulanya ditetapkan masuk status tersebut sejak 4 September lalu.
“Sejak kita memberlakukan tanggap darurat tanggal 4 September 2023 lalu, kemudian berakhir di tanggal 4 Oktober 2023. Lalu diperpanjang lagi,” imbuhnya.
Cuaca panas juga membuat banyak warga tersiksa. BMKG menyebut suhu cuaca di Makassar berada pada rentang 35-37 derajat celcius.
“Suhu maksimal di Makassar masih berada di rentang 35-37 derajat celsius,” ujar Prakirawan BMKG Agusmin, Selasa (10/10).
Cuaca panas yang terjadi di Makassar ini lantas dikeluhkan oleh beberapa warga Makassar. Salah satunya Sudirman, seorang pengendara ojek online.
Sudirman yang harus bekerja di bawah terik matahari ini mengeluhkan cuaca panas yang terjadi di Makassar akhir pekan ini. Namun, ia tetap menghadapi cuaca ekstrem ini dan menjalani pekerjaannya.
“Mau mengeluh, ya mengeluh. Panaslah, maumi diapa untuk mencari nafkah. Hujan panas kita lawan semua,” ujar Sudirman, Senin (9/10).
Tidak hanya Sudirman, Dwi Karyani yang harus beraktivitas di luar ruangan juga mengeluhkan cuaca panas di Makassar. Dwi mengatakan cuaca panas ini dirasakannya hampir tiap hari.
“Tiap hari saya rasa panas terus. Panas sekali, beda sekali dengan yang sebelumnya. Pokoknya melebihi dari yang biasanya,” ujar Dwi.
Dwi mengatakan dirinya sebenarnya tidak ingin keluar ruangan karena cuaca ekstrem ini. Namun, demi mendapatkan cuan, ia harus menghadapi cuaca panas ini.
“Malasma keluar, baru kita harus keluar cari uang. Jadi harus dijalani,” katanya.
Mati Lampu
Pemadaman listrik bergilir atau mati lampu juga turut dilakukan PLN imbas kesulitan air di beberapa PLTA. Pemadaman bergilir dilakukan setiap hari dalam beberapa waktu terakhir dengan durasi rata-rata 3 jam.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulselrabar Moch Andy Adchaminoerdin mengatakan kemarau membuat debit air berkurang. Hal ini pula yang membuat pengoperasian pembangkit menjadi terbatas.
“Ini diakibatkan debit air yang kurang maksimal pada beberapa PLTA. Sehingga mengakibatkan pola pengoperasian pembangkit terbatas,” ujar Andy Adchaminoerdin, Jumat (8/9).
Andy mengatakan, PLN terus berupaya mempercepat pemeliharaan infrastruktur ketenagalistrikan di sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan pekerjaan pemeliharaan secepatnya.
“Petugas kami terus bekerja siang dan malam untuk mempercepat pemulihan pasokan listrik. Tidak hanya itu kami juga menerjunkan tenaga ahli guna mengoptimalkan pekerjaan,” sebutnya.
“Kami juga memohon doa dari masyarakat mengingat faktor alam menjadi salah satu hal yang berpengaruh untuk memaksimalkan penggunaan pembangkit,” sambung Andy.
Sehari Mati Lampu Bisa 4 Kali
Pemadaman listrik dilakukan secara bergilir. Dalam sehari, PLN mengumumkan mati lampu bisa terjadi sebanyak 4 kali yang dilakukan secara bergilir di sejumlah wilayah di Makassar.
PLN menyebut pemadaman listrik itu untuk melakukan manajemen beban pada beberapa lokasi. Hal ini karena debit air berkurang di beberapa PLTA dan PLTMH.
“Sehubungan dengan kemarau berkepanjangan sehingga mengakibatkan debit air berkurang di beberapa PLTA dan PLTMH serta pemeliharaan infrastruktur kelistrikan terjadwal di sistem kelistrikan Sulbagsel,” tulis PLN di akun Instagram resminya @pln_sulselrabar, dikutip Jumat (20/10).
Sebagai contoh, pada Jumat (20/10) diestimasikan pemadaman listrik akan terjadi masing-masing selama 3 jam di setiap wilayah. Listrik akan padam secara bergilir di sejumlah wilayah Makassar dan sekitarnya mulai pukul 10.00-13.00 Wita, 13.00-16.00 Wita, 16.00-19.00 Wita, dan pukul 19.00-22.00 Wita.
Kasus kebakaran di Makassar meningkat selama kemarau panjang melanda. Damkar Makassar menyebut salah satu pemicunya karena suhu panas berlebih.
“Kami bukan punya hak untuk mengeluarkan statement penyebabnya karena itu ranah polisian perkirakan. Tapi memang melihat dari kondisi cuaca juga, dengan ujungnya bisa diambil kesimpulan karena faktor panas yang berlebih,” kata Kabid Damkar Makassar Cakrawala, Selasa (17/10/2023).
Berdasarkan data, sejak Agustus hingga Oktober 2023 saja, Damkar Makassar mencatat sudah ada 155 kasus kebakaran. Sejumlah tersebut meningkat drastis.
“Jumlah kebakaran, kalau kita tanya jumlah kebakaran, dua bulan terakhir ini sangat terjadi peningkatan drastis dari tahun-tahun kemarin. Sangat, sangat (meningkat)” kata Cakrawala.
Cakrawala mengatakan, pada Agustus 2023 terjadi 54 kasus kebakaran. Kemudian meningkat drastis pada September 2023 yakni 85 kasus. Sementara pada Oktober ini sudah tercatat ada 16 kasus kebakaran.
“Kejadian kebakaran yang dialami di Kota Makassar memang terjadi di akhir-akhir masa ini kekeringan terkhusus cuaca ekstrem. Kejadian kebakaran dalam sehari semenjak cuaca ekstrim ini (rata-rata) di atas 5 kali per hari,” ungkapnya.
Bahkan kata dia, sepekan terakhir dalam sehari terjadi 9 kali kebakaran di 4 titik kejadian secara bersamaan. Peristiwa kebakaran tersebut terjadi di lahan maupun pemukiman warga.
“Kami pernah mendapati di minggu kemarin satu hari itu di 9 kali kejadian di 4 titik kejadian yang bersamaan, tapi rata-rata kejadian kebakaran yang kita alami hampir 50-50 antara lahan dan pemukiman untuk intens kejadian di pemukiman itu,” bebernya.
Namun Cakrawala mengaku tidak bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi. Dia menyebut penyebab kebakaran merupakan ranah kepolisian.(*)