MACCANEWS– Debat ketiga kandidat gubernur dan wakil gubernur Sulsel, Rabu (9/5/2018) malam, diyakini akan menjadi panggung bagi empat pasangan mengobral janjinya tentang pemerintahan bersih dan transparan.
Tetapi jika mengacu pada rekam jejak empat pasangan, tentu saja Ichsan Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang punya pembeda dibanding Nurdin Abdullah, apalagi Nurdin Halid.
Pasalnya, saat Ichsan Yasin Limpo menjabat Bupati Gowa selama 10 tahun, ia mampu mengantarkan kabupaten yang luas wilayahnya sekira lima kali lipat dibanding Bantaeng, mendapatkan WTP lima kali berturut-turut.
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) merupakan penghargaan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kepada daerah yang pertanggungjawaban keuangan pemerintahannya bebas dari penyimpangan atau penggunaannya sesuai peruntukan.
Bandingkan dengan NA yang 10 tahun menjadi bupati di kabupaten yang tergolong kecil, hanya berapa kali mendapatkan WTP. Padahal semestinya dengan wilayah yang kecil, ia punya peluang mengungguli Gowa untuk WTP. Tapi faktanya, Bantaeng ‘kalah telak’ .
Bukan hanya itu, IYL yang juga pelopor pertama perda pendidikan gratis di Indonesia juga unggul untuk perhatian ke sektor pendidikan. Selain tak ada lagi pungutan di sekolah, Gowa selama beberapa tahun jauh selalu di peringkat pertama untuk undangan siswa masuk ke perguruan tinggi. Sangat jauh di atas Bantaeng yang sering dibangga-banggakan NA.
Belum lagi untuk urusan pemerintahan, IYL pernah membawa Gowa sebagai pemerintahan terbaik kedua secara nasional untuk tingkat kabupaten. Dan ini pertama didapatkan kabupaten di Sulsel.
Mengacu dari fakta tersebut, terutama soal pemerintahan bersih yang menjadi salah satu tema debat kali ini, maka IYL diyakini bisa unggul dibanding kandidat lainnya.
Apalagi keberhasilan IYL juga diikuti dengan berbagai torehan prestasi dan komitmen yang dijalankan Andi Mudzakkar selama menjabat Bupati Luwu dua periode. Ditambah lagi, baik IYL maupun Cakka tak pernah terlibat kasus korupsi.
Aktivis Pemuda Sulsel, Syarif Maulana, mengakui jika IYL dan Cakka punya pembeda dibanding kandidat lainnya. Selain pengalaman, juga komitmen pasangan ini tak diragukan.
“Kalau bicara fakta, IYL-Cakka tentu lebih unggul. Tapi kalau sebatas klaim atau sebatas kabar bisa saja kandidat lain jagonya,” pungkas eks aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Dari empat pasangan, lanjut dia, hanya NH yang belum bisa diukur pengalaman menjalankan pemerintahan bersih. Sebab, politisi Golkar tersebut tak pernah menduduki posisi kepala daerah.
Malah NH pernah tersandung beberapa kasus korupsi. Sehingga pasangan Aziz ini masih butuh kerja keras meyakinkan publik. (Wan)