MACCANEWS– Calon Gubernur Sulsel, Ichsan Yasin Limpo tak ketinggalan menonton Film Melawan Takdir. Film lokal yang menceritakan kisah anak kampung yang berjuang dan sukses menuntaskan pendidikan hingga ke luar negeri di tengah keterbatasan ekonomi.
Film yang alur ceritanya sangat inspiratif ini, menceritakan pengalaman hidup Hamdan Juhanis. Guru Besar UIN Alauddin Makassar berjuang melawan takdir hingga meraih kesuksesan. Termasuk menuntaskan pendidikan S2 di Kanada dan Program Doktoral di Universitas ternama di Australia.
Apa pendapat Ichsan YL yang juga pelopor perda pendidikan gratis di Indonesia ini? Bagi seorang yang peduli terhadap pendidikan ini, Melawan Takdir adalah film yang memberi inspirasi. Menginspirasi bagi anak muda untuk terus semangat menuntaskan pendidikan.
Di tengah segala hambatan, apapun bisa dilewati. ”Ini adalah true story dari Prof Hamdan Juhanis dalam menuntaskan studi. Walaupun saya berpendapat, banyak orang yang sudah bekerja keras, tapi tetap saja kurang berhasil,” papar Ichsan memulai analisanya.
Apa kunci keberhasilan Hamdan Juhanis melawan takdir? Bagi Ichsan, disitu ada keikhlasan dan ketulusan. Yakni keikhlasan dan ketulusan seorang ibu. Ibu Hamdan Juhanis, tentunya.
“Disitu ada keikhlasan dan ketulusan. Hamdan Juhanis bisa mengelola keikhlasan dan ketulusan ibunya. Siapa yang bisa ikhlas dan tulus, saya kira dialah yang akan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Itulah pelajaran terbesarnya,” lanjut pasangan Andi Mudzakkar di Pilgub Sulsel ini.
Sebelum menutup analisa, Ichsan berpesan film ini layak ditonton kalangan anak muda. Begitu juga memberi apresiasi kepada semua crew dan pihak dibalik tayangnya film ini.
“Ini juga membuktikan bahwa sineas lokal tak kalah kreatif dengan sineas nasional. Selamat untuk semua yang terlibat dalam film ini. Sekali lagi, sangat inspiratif,” tutur IYL usai menonton bersama tim dan relawannya di studio 21 Pannakukang, Selasa (24/4/2018) malam.
Prof Hamdan Juhanis adalah sosok besar di Susel. Saat ini, Hamdan adalah Guru Besar UIN Alauddin, Makassar. Ia juga aktif meneliti dan menulis.
Film ini juga melibatkan mahasiswa UIN Alauddin dalam penggarapannya. Dalam beberapa adegan banyak yang diambil di Bone, kampung halaman Hamdan. Termasuk di Australia.
Aktivitas nonton bareng memang kerap dilakukan Ichsan di kala senggang, jika tak berkampanye. Mayoritas, film yang ditonton Ichsan adalah film garapan sineas dalam negeri, terutama karya sineas Sulsel. (*)