MACCANEWS – Golkar akhirnya dikabarkan menerbitkan SK pemecatan untuk Rahmansyah. Pemecatan itu karena Rahmansyah memilih untuk memenangkan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar di Pilgub Sulsel 2018. Bukan memenangkan Nurdin Halid alias NH.
Pilihan Rahmansyah, karena Ichsan Yasin Limpo dan Andi Mudzakkar, adalah pemimpin yang bersih. Jauh dari korupsi. Seperti yang sering digembor-gemborkan Golkar tentang “bersih-bersih”.
Atas pemecatan itu, Rahmansyah mengeluarkan empat pernyataan penting kepada oknum atau “otak” dibalik dugaan pemecatannya.
Pertama, Rahmansyah menilai pemecatannya penuh dengan tendensius. “Ini sangat tendensius dan sangat sarat kepentingan pribadi. Harusnya pecat itu orang yg terlibat korupsi di DPP Golkar, termasuk kader Golkar yang terlibat kasus dan tersangka korupsi di Sulsel. Apalagi itu sudah ada yang dipenjarakan tersangkanya, “tegas Rahmansyah,Sabtu (14/4/2018).
Kedua, menurut Rahmansyah, pemecatan dirinya justru merupakan preseden buruk bagi Golkar. Karena menyangkut integritas dan nama baik Golkar.
“Jangan karena beda pilihan saja yang dipecat. Sementara yang menodai nama besar Golkar dibiarkan melenggang di panggung politik. Apalagi kabinet DPP Golkar sekarang punya semangat baru. Yakni Golkar Bersih,” jelasnya.
Ketiga, Rahmansyah pemecatan dirinya karena alasan tidak ikut perintah partai, terkesan tebang pilih. Karena banyak kader lainnya di Sulsel yang juga berseberangan dengan Golkar. Rahmansyah menyebut NH diduga takut untuk memecat kader-kader tersebut.
“Masa saya saja yang dipecat. Sementara banyak yang melawan putusan partai tapi tidak dipecat. Itu karena NH takut kali yah?,” lanjutnya.
Keempat, Rahmansyah siap melawan pemecatan itu lewat jalur hukum. Politisi berpengalaman ini merasa tak gentar. “Kalau sikap Golkar yang semau-maunya oknum pengurus memberi saya hukuman pemecatan, maka kita berhadapan dalam proses hukum. Jadi yang Pecat saya itu bukan Golkar. Tapi oknum pengurus Golkar yang sakit hati kasian,” pungkasnya. (*)