MACCA.NEWS – Penjabat Sekretaris Daerah Sulsel, Ashari F. Radjamilo melakukan Penyerahan Bantuan Peralatan dan Bahan untuk Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Jumat (3/5) pagi.
Bantuan yang diserahkan berupa mesin jahit, mesin neci, mesin obras, alat jahit dan bahan kain. Tujuan dari pemberian bantuan ini mengakhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan. Mereka pun terlihat haru menerima bantuan tersebut.
“Kita patut bersyukur bahwa pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sampai saat ini telah berjalan dengan baik, namun hasil yang dicapai belum sesuai dengan harapan,” kata Ashari pada kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sulsel ini.
Hal tersebut dapat dilihat melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Data BPS menujukkan bahwa pada tahun 2017 di Provinsi Sulawesi Selatan, IPM laki-laki 74,21 dan perempuan 68,90. IPG 92,84 dan IDG 70,57. Pencapaian IPM, IPG dan IDG terlihat mengalami kesenjangan antara laki-laki dan perempuan,dimana dari data tersebut menunjukkan bahwa hampir di setiap bidang pembangunan, kualitas hidup kaum perempuantertinggal.
Salah satu kelemahan utama di Sulawesi Selatan adalah kontribusi perempuan di bidang ekonomi masih sangat rendah, ditandai dengan sumbangan pendapatan perempuan dalam keluarg, baru mampu mencapai 31,63 persen pada tahun 2017. Hal ini dipicu juga oleh rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan serta rendahnya patisipasi perempuan di bidang publik.
Ekonomi keluarga yang masih rendah merupakan salah satu penyebab munculnya kekerasan dalam rumah tangga selain karena faktor pendidikan dan gaya hidup.
“Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menyusun berbagai terobosan dan strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas,” sebut Ashari.
Diantaranya adalah mempercepat implementasi SDG’s dan implementasi program Three Ends yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan
orang dan mengakhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan.
Program ini, menurut Ashari tentunya tidak dapat terlaksana dengan baik jika tidak dilakukan secara bersinergi dengan lembaga masyarakat, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha dan media. Dengan pola sinergi yang baik, maka diharapkan dapat ikut berkontribusi terhadap usaha perbaikan kualitas hidup perempuan, anak dan keluarga.
Salah satu lokasi Piloting Project Sinergi antara lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam mengimplentasikan Three Ends tadi adalah Kelurahan Batua Kecamatan Maggala Kota Makassar.
“Wilayah ini tergolong padat penduduk dan jumlah kasus kekerasan terbilang cukup tinggi di wilayah ini. Konsep three ends yang akan menyentuh sasaran ayah, ibu dan anak menjadi entry point,” ujarnya.
Ini dinilai cukup baik guna merubah pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan, perdagangan orang dan kesenjangan ekonomi yang terjadi di wilayah ini. Ayah, ibu dan anak dibantu agar menjadi lebih produktif serta meningkat ketahanan dan kualitas keluarganya.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sulsel, Askari mengatakan mesin jahit yang diberikan sudah bisa diberikan pada bulan puasa sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi perempuan.
“Ini tidak meninggalkan rumah, tetap melayani keluarga dan sektor domestiknya tetap jalan,” jelasnya.
Melalui bantuan ini akan terwujud usaha mikro dan menjadi industri rumahan dari perempuan. Sementara pemasarannya akan dibantu oleh Pemprov Sulsel.
“Syukur Alhamdullilah syukur sekali dapat bantuan, ini mau dipakai untuk usaha, bantu ekonomi keluarga,” kata Nuraini sebagai salah seorang penerima bantuan.
Hadir pada kegiatan ini unsur Bank Sulselbar yang memberikan bantuan, Lurah Batua Kecamatan Manggala dan Forum Puspa (Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak).(*)
The post Berdayakan Perempuan di Kelurahan Batua, Pemprov Sulsel Bantu Perlengkapan Jahit appeared first on Maccanews.