MACCA.NEWS- Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah, akan meninjau enam daerah yang terdampak banjir. Diketahui, saat ini gubernur sedang berada di Kota Palopo, untuk menghadiri peringatan Hari Jadi Luwu ke 751 dan Hari Perlawanan Masyarakat Luwu ke 73.
Berdasarkan data yang ada, banjir terjadi di Kota Makassar, Kabupaten Barru, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar dan Jeneponto. Dari enam daerah tersebut, Gowa dan Jeneponto menjadi daerah terdampak paling parah.
“Ini sebentar saya langsung pulang temui warga, dan kita harus ke Gowa dulu. Saya juga akan ke Takalar dan Jeneponto,” kata Nurdin Abdullah, di Kota Palopo, Rabu (23/1).
Menurutnya, untuk banjir yang terjadi saat ini dan yang terkena dampak diharapkan seluruh stakeholder agar bisa mengambil langkah-langkah cepat.
“Kami sudah mengimbau kepada Basarnas untuk terus melakukan evakuasi terhadap korban dan juga Kepala Balai Pompengan juga terus menjaga pintu-pintu air. Alhamdulillah terus turun, mulai tadi malam kita pantau dari jam ke jam,” ungkapnya.
Ke depan, lanjut Nurdin Abdullah, karena ini merupakan gejala alam yang luar biasa, supaya tidak terjadi terus menerus, maka harus dilakukan pengkajian bersama pihak terkait.
“Tapi yang pasti, pendangkalan Sungai Bili-bili ini sudah serius. Yang kedua, konservasi kita di atas ini perlu segera dilakukan, karena DAS Je’neberang itu sudah masuk DAS yang sudah super kritis,” tegasnya.
Menurut alumni Unhas Makassar ini, penyebab utama dari kejadian banjir tersebut merupakan masalah hulu yang sudah kritis, peradangan berpindah dan sebagainya, sementara lebih cepat pengrusakan hutan daripada konservasi yang kita lakukan.
“Sudah, semua sudah bergerak dan dari kemarin itu semua sudah kita lakukan. Insyaa Allah sebentar ini saya sudah pulang setelah acara ini, dan kita harus mengambil langkah-langkah penanganan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel dan rombongan berencana pulang ke Makassar pada hari Kamis, besok. Namun, karena bencana banjir di beberapa daerah, akhirnya memutuskan untuk pulang lebih cepat dan langsung meninjau lokasi banjir. (*)