MACCA.NEWS– Pernyataan kehendak atau Letter of Intent (LoI) diteken oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Republik Indonesia dan Pemerintah Prefektur Ehime Jepang.
Penandatanganan ditandatangani langsung oleh Gubernur Sulsle HM Nurdin Abdullah (NA) dan Gubernur Ehime Tokihiro Nakamura di Baruga Karaeng Pattinggaloang, Rumah Jabatan Gubernur di Jalan Sungai Tangka, Selasa (15/1).
Penandatanganan ini dihadiri juga oleh Ketua DPRD Provinsi Sulsel dan Ketua DPRD Prefektur Ehime. Wali Kota Makassar, Wali Kota Palopo, Bupati Jeneponto dan Bupati Luwu Utara.
Dalam surat tersebut kedua belah pihak mengakui prinsip-prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan. Serta niat untuk membuat pernyataan kehendak, tentang penguatan sumber daya manusia, perdagangan, kepariwisataan, pertanian, perikanan dan peternakan, pendidikan, budaya dan olahraga. Dan dapat diperluas ke berbagai bidang lainnya.
“Ini kerjasamanya sudah hampir 10 tahun. Ini beliau (Gubernur Ehime), bukan belum ada MoU, tetapi sudah secara konkrit membantu kita 157 ambulans dan Damkar itu sudah dibantu ke-8 provinsi melalui Kabupaten Bantaeng, dan sekarang setelah saya menjadi gubernur beliau mau konkritkan kerjasama kita,” kata Nurdin Abdullah.
Gubernur Ehime mendatangkan delegasi pengusaha dan perbankan untuk membantu pengusaha yang akan berinvestasi di Sulsel.
“Yang konkrit hari ini adalah kerjasama dalam bidang peningkatan SDM, dalam bidang budidaya perikanan, ini cikal bakal untuk mereka merelokasi industri budidaya ke Sulsel, itu yang konkrit,” sebutnya.
Lanjut NA, untuk wilayah pemilihan wilayah budidaya belum ditentukan, namun pihak Ehime telah berkeliling Sulsel, melihat kondisi yang memungkinkan. Kemudian diharapkan mereka akan berinvestasi dan merelokasi budidaya perikanan mereka ke Sulsel.
Hal lainnya, yang disampaikan NA adalah industri garam. Jika selama ini Ehime bahan bakunya berasal dari negara lain seperti Chile, maka diharapkan ke depan, Indonesia, khususnya Jeneponto dapat menyuplai bahan baku.
“Jeneponto salah satu penghasil garam, mereka punya industri garam. Bahan baku mereka dari Chili, Jeneponto tadi sudah melakukan pameran. Kita bilang, kita bisa untuk mensuplai industri garam di sana dengan kondisi 90 persen, tadi Gubernurnya sudah mengatakan kenapa kita harus jauh-jauh ke Chile ternyata di Indonesia banyak bahan bakunya,” ujar NA.
Namun NA ingin bukan hanya sekedar menjadi penyedia bahan baku garam. Namun, industrinya bisa dibangun di Sulsel.
Sementara itu, Gubernur Ehime menyampaikan, terkesima dengan kunjungan pertamanya ini, karena disambut dengan kendaraan yang diberikan. Diketahui Ehime telah memberikan 157 kendaraan kepada Indonesia berupa ambulans, pemadam dan mobil sampah.
“Ini merupakan kunjungan pertama. Saya terkesan, dijejerkan kendaraan yang kami berikan,” sebutnya.
Demikian juga dengan pelaku usaha yang datang kali ini ada juga yang merupakan kunjungan pertama.
“Mungkin cari terlebih dahulu potensi atau peluang usaha yang lebih lanjut. Namun demikian sebelumnya, pelaku usaha yang dari Ehime sudah ada yang membangun pabrik di sini,” bebernya.
Mereka tidak langsung berinvestasi, tapi sebagai tahap pertama adalah pertukaran teknologi dan teknis atau transfer teknologi yang dilakukan. Prefektur Ehime sendiri di Jepang dikenal sebagai nomor satu untuk produksi ikan hasil budidaya.
Untuk jenis ikan belum sampai ditetapkan jenis ikan yang dibudidayakan karena tergantung lingkungan atau iklim yang ada.
“Budidaya yang cocok itu, harus dilihat dari suhu air kedalaman airnya atau arus yang ada di laut bersangkutan. Berdasarkan keadaan seperti itu baru bisa ditentukan jenis ikan yang cocok untuk dibudidayakan dan juga ikan yang dibudayakan harus juga yang dicari oleh masyarakat oleh market,” pungkasnya.
Pada acara ini, juga dilakukan penyerahan cinderamata, dari Gubernur Ehime ke Gubernur Sulsel, kemudian dari Gubernur Sulsel ke Ehime berupa miniatur kapal pinisi.(*)