Mantap, Dosen UNM Gelar kegiatan PKM di Desa Topanda, Bukukumba

oleh

Maccanews,Bulukumba.- Desa Topanda Kecamatan Rilau Ale menjadi salah satu pilihan dari dosen UNM Makassar Dr.Andi Cudai Nur,M.Si untuk melakukan penelitian dibantu beberapa orang tenaga dosen UNM lainnya.

Terlihat puluhan warga Desa Topanda yang dimonopoli kaum perempuan antusias mengikuti apa yang dipaparkan Andi Cudai yang juga Anggota Komunitas 86 SMA Bulukumba, juga didampingi owner Batik Mawar Bulukumba Hj.Andi Mawarwati A.Mappamadeng.

Selain itu pada pertemuan yang digelar di Aula Kantor Desa Topanda, Selasa (15/5) juga dihadiri Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bulukumba Hj.Darmawati.

Dihadapan warga, Andi Cudai menyampaika Desa Topanda Kecamatan Rilau Ale
Kabupaten Bulukumba Sulawesi-Selatan, memiliki berbagai potensi
wisata dan kegiatan kerajinan tangan yang sudah mulai dikenal, salah satunya yaitu batik bunga mawar yang menghasilkan kain batik yang cantik, dengan berbagai motif, dan warna dan desain yang mempunyai nama sesuai tempat wisata dan pengusaha yang memesannya.

Dosen UNM asal Bulukumba ini juga menyampaikan,
Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil observasi awal dan analisis masalah yang telah
dilakukan, masih terdapat berbagai persoalan yang perlu mendapat perhatian
untuk dipecahkan.

Tetapi juga ada berbagai peluang sektor pariwisata yang cukup prospektif dikembangkan pada Desa Topanda Kecamatan Rialu Ale Kabupaten Bulukumba.

” Kita ketahui bersama sektor pariwisata telah mengalami ekspansi dan
diversifikasi berkelanjutan, serta menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar
dan tercepat pertumbuhannya di dunia,” sebut Andi Cudai.

Dia mengungkap bahwa Data Organisasi PBB untuk
Pariwisata/United Nation World Tourism Organization/UNWTO (UNWTO
Tourism Highlight, 2014), menunjukkan bahwa kontribusi sektor pariwisata
terhadap Gross Domestic Product (GDP) dunia sebesar 9% 1 dari 11 pekerjaan
diciptakan oleh sektor pariwisata, kontribusi terhadap nilai ekspor dunia sebesar
USD 1,4 trilliun atau setara dengan 5% ekspor yang terjadi di dunia.

Karena selain
merupakan salah satu penghasil pertumbuhan ekonomi pariwisata, sektor
pariwisata diharapkan dapat berpeluang untuk dapat menjadi pendorong
pertumbuhan sektor pembangunan lainnya, seperti ekonomi industri kreatif,
sektor pariwisata, koperasi dan UKM, pertanian, perdagangan, perindustrian dan lain-lain.

” Perpaduan antara keindahan alam, kehidupan masyarakat pedesaan dan
potensi kerajinan tangan, bilamana dikelola secara baik dan ditangani secara serius
dapat mengembangkan daya tarik wisata bagi satu daerah sebagai tujuan wisata,” katanya.

Disampaikan berkembangnya potensi wisata di satu daerah tujuan wisata akan
memberikan manfaat untuk peningkatan pendapatan masyarakat dan pemerintah.
Dengan kata lain bahwa fungsi pariwisata dapat dilakukan dengan fungsi
pemberdayaan masyarakat pada pemukiman pedesaan dan sekaligus fungsi
konservasi potensi kekayaan daerah.

” Saya kira ipaya pengembangan obyek wisata pedesaan yang memanfaatkan potensi kerajinan, dan melibatkan masyarakat
pedesaan, dapat berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat selaras dengan
pemberdayaan masyarakat berbasis pariwisata (community based tourism),” sebutnya.

Pemberdayaan masyarakat dimaksud lanjut Andi Cudai Nur, adalah potensi kerajinan yang dapat mengikutsertakan peran dan aspirasi masyarakat pedesaan selaras dengan
pendayagunaan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
dimilikinya.

Persoalannya adalah bagaimana masyarakat pedesaan dibina secara
berkesinambungan, agar potensi-potensi yang dimiliki daerah digali secara
optimal, sehingga dapat memberikan hasil maksimal bagi pengrajin, masyarakat
desa, pengusaha lokal, dan menjadi sumber pendapatan yang dapat diandalkan.

Sejalan dengan itu perlu adanya pola pembinaan kerajinan agar para pelaku
pariwisata dan pelaku pengrajin secara bersinergis dapat merencanakan,
menyusun, memprogramkan usaha kerajinan tangan yang sudah berkembang
salah satunya yaitu “Rumah Batik Bunga Mawar yang terletak di desa Topanda
Kecamatan Rilau Ale.

Rumah Batik Bunga Mawar ini merupakan usaha dalam memproduksi Batik di Kab. Bulukumba, dimana
pemiliknya adalah Andi mawar Karaeng Bau merupakan anggota PKK Kab. Bulukumba
yang ditempatkan pada Pokja 2 yang membidangi urusan Pendidikan dan Keterampilan.

Salah satu event dalam bidang keterampailan yang telah dilaksanakan oleh PKK
Provinsi yang diikuti oleh anggota Penggerak PKK dari 24 Kab/Kota termasuk PKK
Bulukumba, telah berhasil menyabet Juara 1 dan Andi Mawar salah satu pelopor di balik prestasi tersebut, sehingga membawa nama harum Kab. Bulukumba pada saat itu.

” Keberhasilan tersebut menjadi cikal bakal dalam melanjutkan bakat dan minatnya untuk
membuat suatu produk yang belum ada di Kab. Bulukumba,” sebut Andi Cudai yang disambut dengan aplaus dari peserta pertemuan.

Seperti disampaikan sebelumnya oleh Kr.Bau, bahwa Rumah Batik Bunga Mawar diintis bersama 6 orang pegawainya mulai memproduksi Batik di dalam ruangan 4 X 6 yang cukup sederhana.

” Tapi dalam ruangan itulah tumbuh kebersamaan dan kekompakan sehingga mampu
menghasilkan produk batik yang luar biasa. Salah satu produksi batik andalannya yaitu Batik Sarung Bira yang sudah dipasarkan keberbagai tempat, termasuk di lokasi destinasi wisata, dan telah mempunyai pelanggan tetap, contohnya seperti Villa²
yang ada di Bira yang cukup banyak permintaan produknya. Bahkan permintaan sudah
keluar dari Kabupaten Bulukumba seperti Makassar, Kendari dan beberapa kota terdekat lainnya,” ungkapnya.

Selain itu, Batik Sarung Bira juga banyak diminati oleh generasi muda sehingga pemilik dari usaha ini mengadakan pembinaan bagi anak – anak muda yang ingin belajar membatik, memberikan peluang dengan mempersilahkan datang membawa bahannya,
olah sendiri dengan belajar membatik dan nikmati prosesnya, serta dapat membawa hasilnya untuk dimiliki.

Sekedar diketahui perhari usaha Batik Sarung Bira bisa memproduksi sampai 15
lembar batik, tergantung ketersediaan bahan dasar, karena bahan dasar untuk batik tersebut didatangkan dari jogja. Jenis dari batik tersebut bermacam-macam, bukan hanya Batik sarung bira, ada juga batik pantai lemo-lemo, batik mandala ria, dan masih banyak
motif yang lainnya.

Pemerintah Kabupaten Bulukumba juga sudah melirik Rumah Produksi Batik
Bunga Mawar ini, dengan terus memberikan support serta atensi guna pengembangan
batik tersebut. Dekranasda dalam bidang pemasarannya juga membantu agar Batik Bunga Mawar dapat diminati oleh masyarakat Bulukumba, serta menjadi oleh-oleh khas yang dibawa pulang saat berkunjung ke tempat wisata Bulukumba.

Hanya saja diakui, masih ada masalah yaitu
keterbatasan bahan dasar dan peralatan membatik membuat keterbatasan pada jumlah
produksinya.

” Padahal kalau dikelola secara baik dan mendapatkan banguan anggaran akan
dapat memberi manfaat bagi masyarakat, pengusaha, dan pemerintah ” jelasnya.

Masalah yang yang paling mendesak untuk dicari solusi dan penyelesaiannya, adalah
kurangnya bahan dasar, minimnya tenaga pengrajin batik yang trampil, dan
terbatasnya anggaran untuk menggaji para tenaga siap kerja.

” Inilah permasalahan
mitra yang menjadi penting untuk diselesaikan dengan berbagai upaya yang dapat
dilakukan, dengan melakukan berbagai kegiatan dan program yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat,” jelas Andi Cudai Nur.

Solusi yang ditawarkan
Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba memiliki potensi wisata yang
cukup potensial, namun belum dikembangkan dengan maksimal oleh pemerintah
setempat.

Kesadaran warga masyarakat pun belum sepenuhnya optimal, sehingga
dalam rangka merealisasikan kegiatan PKM, pelaksana kegiatan bekerjasama
dengan pihak Rumah Produksi Batik Bunga Mawar Kecamatan Rilau Ale yang
sekarang dikenal dengan Topanda Kabupaten Bulukumba dengan menyepakat, melaksanakan pelatihan pengembangan keterampilan pengrajin Rumah
Batik Bunga Mawar.

Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi
dan simulasi, waktu yang digunakan selama dua minggu.

Kemudiam melaksanakan bimbingan pengembangan pengelolaan, pembuatan,
kerajinan batik berbasis masyarakat. Metode yang digunakan adalah
ceramah, praktek langsung, latihan membatik, dan simulasi, waktu yang
digunakan selama dua minggu.

Selain itu memberi pendampingan pada masyarakat dalam kegiatan workshop.
untuk dapat melaksanakan kemitraan dengan pemerintah Desa Topanda.- Suaedy.-

 

No More Posts Available.

No more pages to load.