MAKASSAR – Calon Gubernur Sulsel nomor urut 1, Mohammad Ramdhan Pomanto, memaparkan pencapaiannya dalam membangun toleransi di Kota Makassar yang dulu pernah masuk daftar kota intoleran.
Dalam debat Pilgub Sulsel pada Senin malam, 28 Oktober 2024, Danny Pomanto menceritakan bagaimana Makassar berubah menjadi kota dengan toleransi tinggi, di mana semua masyarakatnya bisa hidup rukun dan menghargai perbedaan.
“Hanya dengan satu tahun, kami berhasil mengeluarkan Makassar dari siklus kota intoleran,” kata Danny dengan penuh semangat.
Program yang diusung Danny mengedepankan keumatan, yaitu menciptakan ruang bagi setiap orang untuk bekerja dan beribadah dengan nyaman sesuai agama masing-masing.
Ia percaya, dengan menyediakan lingkungan yang aman untuk beribadah, akan tercipta masyarakat yang lebih damai dan saling menghargai.
“Keumatan itu penting, supaya semua bisa menjalani kehidupannya dengan tenang,” ujarnya sambil menegaskan pentingnya menghormati perbedaan.
Selain toleransi, Danny juga menaruh perhatian besar pada budaya Sulsel. Ia mengungkapkan memperkenalkan ikon budaya Sulsel lewat pembangunan rumah adat, kerbau Toraja, dan kapal Pinisi.
Masyarakat dapat melihat proses pembuatan kapal Pinisi secara langsung di Pantai Losari.
“Ini bukan sekadar ikon, tapi juga warisan yang harus kita banggakan dan lestarikan,” ucap Danny.
Baginya, budaya lokal harus terus dikembangkan agar tetap hidup dan dikenal hingga generasi mendatang.
Makassar juga dikenal dengan Festival F8, sebuah acara budaya dan seni yang telah menjadi sorotan wisatawan.
Danny menyayangkan, meskipun Festival F8 terus berkembang, pemerintah provinsi belum menunjukkan partisipasi yang maksimal.
“Sayangnya, provinsi tidak pernah hadir dalam acara besar ini,” kata Danny, berharap ke depannya pemerintah provinsi bisa mendukung acara yang berdampak besar bagi promosi budaya Sulsel.
Dengan segala programnya, Danny Pomanto bertekad untuk menjadikan Sulsel sebagai provinsi yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga kaya akan budaya dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.
Ia berharap program keumatan, pengembangan budaya, dan event besar seperti Festival F8 dapat menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Sulsel.