MAKASSAR-Aroma pertarungan bakal calon kepala daerah di berbagai daerah Kabupaten/Kota, termasuk di Kota Makassar tahun 2024 ini kian hari tensinya mulai meninggi.
Seperti halnya bakal calon Walikota di Pilwalkot Makassar. Saat ini, sudah santer diperbincangkan di khalayak. Hasilnya, ada tiga nama yang manguat bakal bertarung di Pilwalkot Makassar yakni, Indira Yusuf Ismail, Munafri Arifuddin(Appi) dan Andi Seto.
Tentu saja mereka ini figur-figur yang memiliki kans masing-masing dan punya menjadi daya tarik bagi kelompok masyarakat.
Demikian hal itu diungkapkan Pengamat Politik, sekaligus Manager Hukum dan Politik Lembaga Polinet ( Publik Police Network), Muslim Haq M, SH, MH. Sabtu,(27/7/24).
“Dalam dinamika politik ini tentu kita menyambut baik, dan turut menikmati euforia pertarungan pilkada ini. Sekarang para bakal calon bertarung kuat untuk meyakinkan para pimpinan partai agar mendapatkan kendaraan bertarung. “ucap Muslim Haq.
Kendati demikian, kata dia, tentu masyarakat menilai bahwa siapa pun bakal calon yang telah berhasil mendapatkan rekomendasi partai, maka tentu kandidat tersebut dianggap lebih siap dan serius mengikuti pertarungan.
“Sebagai contoh, baru-baru ini masyarakat geger, mengingat Ibu Indira Yusuf Ismail telah mengantongi 2 surat tugas partai politik, yakni PPP dan Hanura. Nah ini bukti bahwa Indira Yusuf memiliki modal kuat untuk bertarung dan sangat potensi menang.”lanjut Muslim.
Tidak bisa dipungkiri sosok Indira Yusuf memiliki basis dan militan yqng kuat. Apalagi, dia sering dikaitkan dengan basis kekuatan Danny Pomanto selaku Walikota Makassar dua periode.
” Saya kira itu wajar-wajar saja karena beliau juga merupakan istri pak Dani Pomanto. Jadi sudah punya modal sosial yang besar.”jelasnya.
“Sementara Appi dan Andi Seto, keduanya punya basis juga. Tetapi,sejauh ini kita belum melihat gebrakan yang lebih jauh ke depan, mereka cenderung stagnan. Tetapi bukan berarti tidak berpeluang. “sambungnya.
Namun, lanjut Muslim, bahwa publik berharap mereka bisa lebih serius untuk bertarung agar pesta demokrasi di Kota Makassar semakin menarik dan masyarakat memiliki banyak pilihan
Apabila ketiga bakal calon wali kota Makassar itu serius bertarung, maka tentu saja isu-isu mengenai lawan kotak kosong, isu begal partai dan seterusnya bakal terpental dengan sendirinya.
Dan tentu semua tidak menginginkan kotak kosong terulang lagi. Karena, hal itu sangat tidak sehat dan berbahaya terhadap eksistensi demokrasi.
“Belum lagi isu soal begal-begal partai, saya kira ini juga perlu menjadi perhatian. Bagi kami.Siapapun yang mengandalkan begal-begal partai, dengan sendirinya telah mengakui bahwa dirinya sedang lemah dibanding figur yang lain.”ungkapnya lagi.
Oleh karena itu, ia berharap kepada warga masyarakat dan para elit semuanya bahu membahu, saling bekerja sama untuk mengawal dengan baik proses penyelenggaraan Pilkada di Kota Makassar demi mewujudkan pesta demokrasi yang sehat dan berkualitas.