MAKASSAR – Ketua TP PKK Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail menerima kunjungan TP PKK Kota Palu. Indira menyambut kehadiran Ketua TP PKK Kota Palu, Diah Puspita beserta rombongan di kediaman pribadinya, Jalan Amirullah, Minggu (18/12/2022).
Kunjungan rombongan TP PKK Kota Palu ke ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ini dalam rangka studi tiru terkait program-program kerja yang telah dijalankan oleh TP PKK Kota Makassar. Dalam kesempatan ini, Indira memperkenalkan program unggulan milik Pemkot Makassar yakni Lorong Wisata.
“Untuk tahun 2022 ini Pemkot Makassar punya program khusus yaitu Lorong Wisata. Tahun ini 1.095 lorong, dan tahun depan akan ada 1.000 lorong lagi yang akan ditata,” ungkap Indira.
Dia menyampaikan, kehadiran Lorong Wisata bisa menjadi ikon destinasi wisata baru di tengah kota. Selain itu, juga menjadi upaya untuk mendongkrak pengembangan UMKM.
“PKK juga punya 15 lorong PKK. Kita harapkan lorong yang sudah ditata bisa menjadi destinasi wisata baru. Kita juga akan mengangkat UMKM yang ada. Kami ingin evaluasi agar produksi UMKM bisa layak untuk dijual,” bebernya.
Indira berharap, kunjungan TP PKK Kota Palu bisa menjadi ajang silaturahmi sekaligus momen saling belajar dan berbagi terkait program-program yang sedang maupun yang akan dikerjakan untuk kemajuan Kota Makassar dan Kota Palu ke depan.
“Dengan kunjungan TP PKK Kota Palu ini pasti ada yang bisa kita bagi, saling sharing, saling belajar apa yang sudah dikerjakan, kita bisa saling curhat kendala-kendala yang dihadapi sehingga ke depan PKK semakin maju,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Ketua TP PKK Kota Palu, Diah Puspita menyampaikan terima kasih atas penerimaan serta penyambutan yang diterimanya. Dia mengaku bakal belajar banyak dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh TP PKK Kota Makassar.
“Kami hadir jauh-jauh dari Palu, kami tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Apa yang sudah dibuat PKK Makassar, kami akan mencari tahu itu,” tuturnya.
Tak menutup kemungkinan, lanjut dia, konsep program-program milik TP PKK Makassar bakal ditiru untuk kemudian disesuaikan sehingga bisa diterapkan di Palu.
“Walaupun belum bisa seperti Makassar, setidaknya kita harus memulai. Itu yang saya harapkan dari studi tiru ini. Jadi ada hal-hal yang bisa kita bawa dan bisa diimplementasikan di wilayah masing-masing,” tandas Diah Puspita.