MAKASSAR – Polemik pembangunan Stadion Mattoangin terus mendapat reaksi dari para pencinta Sepakbola di Kota Makassar. Baru-baru ini beredar video berdurasi pendek yang memperlihatkan aksi massa di kantor Gubernur Sulawesi Selatan yang berujung kericuhan.
Kejadian tersebut menyebabkan beberapa fasilitas kantor dirusak massa. Menanggapi hal tersebut, Syarifuddin Daeng Punna tokoh masyarakat Sulsel di Jakarta angkat bicara.
Menurut pria yang akrab disapa SAdAP ini, kericuhan sebenarnya dapat dihindari jika semua pihak dapat saling mengerti. Alangkah baiknya hal ini mendapatkan atensi khusus dari pemerintah provinsi mengingat yang di Aspirasikan oleh massa yang berunjuk rasa adalah pembangunan stadion, dimana stadion Mattoangin merupakan salah satu ikon yang menjadi kebanggaan masyarakat Sulsel, Ucap ketua dewan pembina Forum Satu Nusantara ini.
“Saya yakin bahwa Sulawesi Selatan akan membangun stadion yang lebih bagus lagi, mengingat mattoangin kini terbengkalai mungkin saja dikarenakan belum terakomodir dalam program pembangunan pak Gubernur namun saya yakin bahwa beliau akan menindaklanjuti hal tersebut. Apalagi DPRD Sulsel telah melakukan pembahasan terkait dengan kelanjutan pembangunan stadion yang sudah cukup lama terbengkalai,” ujar SAdAP, Senin (5/12/2022).
Lanjutnya, bahkan kalau perlu Stadion milik Sulsel akan lebih bagus daripada Stadion yang ada di DKI Jakarta, olehnya itu kita berikan kesempatan Gubernur kita untuk memikirkannya.
“Saya juga berharap, dalam pembangunan stadion nantinya, master plannya sudah termasuk arena olahraga, arena road race dan lain-lainnya sehingga multifungsi, tidak hanya sepak bola melainkan berbagai olahraga dapat berlaga di stadion tersebut,” jelas Ketua Budokai Sulsel ini.
Jadi, SAdAP juga meminta kepada rekan-rekan para supporter sepakbola yang ada di Kota Makassar agar dapat menahan diri, tidak berbuat anarkis dalam melakukan unjuk rasa.
“Silahkan berunjuk rasa, tapi ingat bahwa kita ini bersaudara dalam satu ikatan budaya bugis-makassar yang mengedepankan Sipakatau, Sipakainge dan Sipakalebbi. Atau unjuk rasa dapat dilakukan dengan pola baru yakni unjuk rembug, undang pak Gubernur untuk berdiskusi di sekretariat komunitas Supporter Sepak bola tutup,” SAdAP.