MACCA.NEWS– Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah (NA) kembali menjadi sorotan. Pasalnya, baru menjabat belum lama, orang nomor satu di Sulsel ini ditengarai telah memberi akses besar kepada keluarga dekatnya untuk menguasai sejumlah proyek besar di Sulsel.
Berdasarkan sumber yang dihimpun, mulai dari anak, ponakan, ipar, dan beberapa keluarga dekat Nurdin Abdullah menguasai pengerjaan proyek-proyek besar di Sulsel.
Terkait data-data proyek yang dikuasai oleh keluarga Gubernur Nurdin Abdullah tersebut kini tengah dikaji oleh tim hak angket DPRD Sulsel.
“Data ini sudah ada di tim hak angket, selanjutnya tentu akan didalami kebenarannya,” ujar Fahruddin Rangga yang merupakan tim hak angket DPRD Sulsel, Selasa (28/5).
Fahruddin Rangga mengatakan, sebenarnya, tim hak angket DPRD Sulsel tidak mempersoalkan siapapun mengerjakan proyek di wilayah Sulsel, asalkan sesuai undang-undang yang berlaku dan tidak karena persoalan kedekatan keluarga.
“Saya kira tim hak angket ndak mau berandai andai, tetapi intinya adalah siapapun sah-sah saja mengerjakan proyek, selama dia memiliki keahlian dan di dapatkan melalui prosedur yang benar sebagimana diatur dalam peraturan perundang undangan,’ pungkasnya.
Di masa-masa awal pemerintahannya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memang terus menuai pro kotra serta mendapat sorotan publik berbagai kebijakannya yang banyak menimbulkan resistensi dari bawahannya.
Salah satu yang paling hangat akhir-akhir ini diperbincangkan adalah kasus pemecatan Kepala Biro Pembangunan Pemprop Sulsel, Jumhar yang dinilai banyak pihak sebagai blunder fatal keputusan Nurdin Abdullah.
Dalam sistem pemerintahan, pergeseran atau mutasi jabatan sebenarnya adalah hal yang lumrah. Namun khusus untuk kasus pemecatan Jumhar, banyak pihak menilainya sebagai sebuah kejanggalan.
Hal ini diperkuat oleh pengamat dan wartawan senior Mulawarman yang membeberkan bila pemecatan tersebut sarat kedengan kepentingan pribadi Nurdin Abdullah yang menjadikan jabatannya sebagai ajang mencari keuntungan pribadi.
Menurut Mulawarman, pemecatan Kepala Biro Pembangunan Sulsel ini disebabkan karena dia menolak ‘orang dekat’ Nurdin yang datang ke kantornya untuk meminta ‘jatah’ pembangunan infrastruktur, padahal terkait hal itu sudah ada prosedurnya melalui lelang yang transparan dan saat ini sedang memasuki tahap akhir.
Mulawarman mengatakan di Bantaeng, dia bisa lolos dari pantaukan warga karena skala daerahnya kecil, namun di Sulsel jangan coba-coba berbuat seenaknya.
“Di Sulsel, khususnya Makassar, warganya sudah sangat cerdas dan kalau pun dia mampu mengontrol media massa, media sosial akan ‘mengadilinya”, ujar Mulawarman, Rabu (15/5/2019).
Menurut Mulawarman, jika benar sinyalemen bahwa saat ini keluarga dekat NA yang menguasai semua proyek-proyek besar di Sulsel, ini sudah keterlaluan dan memperlihatkan sifat dasar NA yang sebenarnya.
Mulawarman bahkan mengibaratkan Nurdin Abdullah ini seperti ‘preman kampung yang masuk kota’. Sifatnya yang tidak mengayomi malah terlihat sangat jumawa ke bawahannya dan juga serakah menjadikan dia memang tidak layak memimpin Sulsel. (Sose)
The post Keluarga NA Kuasai Proyek di Sulsel, Mulawarman: NA tidak Layak Pimpin Sulsel appeared first on Maccanews.