MACCA.NEWS – Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Sulsel melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulawesi Selatan, Prof HM. Nurdin Abdullah (NA) di Rumah Jabatan Gubernur, Jumat (10/5). Pertemuan ini guna membahas pembentukan Komite Mata Daerah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain itu juga membahas terkait kesehatan mata di Sulsel.
Gubernur Sulsel menandatangani langsung SK yang ada. NA menyebutkan persuratan dan pelayanan harus dilakukan dengan cepat.
“Saya tidak boleh ada surat lewat dari dua hari,” kata Nurdin Abdullah.
Ketua Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia (Perdami) Sulsel, DR. dr. Habibah Muhidin mengatakan silaturahmi ini membahas empat hal.
“Pertemuan kita ternyata menghasilkan banyak sekali pembahasan. Pertama dalam rangka pembentukan Komite Mata Daerah,” sebut Habibah Muhidin.
Komite Mata Daerah adalah komite yang nanti bertanggung jawab dalam membuat sistem, alur dan program untuk pencegahan kebutaan, merupakan bagian dari Komite Mata Nasional.
“Alhamdulillah, itu sudah selesai ditangani sudah sesuai dengan cepat,” ujarnya.
Selanjutnya, perhimpunan dokter ahli mata ini akan mengadakan Kongres Mata Nasional Ke-15 dan pertemuan ilmiah tahunan yang rencananya akan dilaksanakan di Hotel Claro Makassar, 26-28 September mendatang. Untuk welcome party dilaksanakan di Hotel Sheraton yang akan dihadiri oleh 2.700 anggota Permadi se Indonesia. Namun, untuk welcome party Gubernur menawarkan dilaksanakan di Rumah Jabatan.
Pembahasan juga menyangkut bagaimana pemberantasan kebutaan di Sulsel, penyakit mata katarak, diabetes melitus dan kebutaan pada anak sekolah. Berdasarkan data Komatnas tahun 2014 jumlah kebutaan di Sulsel 8.515 orang, sementara presentase katarak mencapai 64,3 persen.
“Beliau akan mensupport kita dalam pengembangan bank mata karena kita sekarang sudah mulai bekerja mengumpulkan donor-donor mata, itukan donor mata diambil dari kornea mata orang yang sudah meninggal,” jelasnya.
Untuk donor mata selama ini didapatkan dari India, Srilanka, Amerika atau dari Filipina. Dan sudah tiga tahun ini berjuang agar punya donor mata sendiri. Mereka yang masih hidup juga bisa mendaftar untuk jadi donor.
Habibah Muhidin mencontohkan, minggu lalu ada pendonor yang sudah meninggal. Mekanismenya mereka sebagai donor saat sudah meninggal dan keluarganya langsung melapor secepatnya. Karena mata donor harus segera diambil paling tidak satu jam setelah meninggal.
“Mereka sudah mendaftar sebelumnya, sekarang kami lakukan operasi sudah ditanamkan pada orang lain dan alhamdulillah bermanfaat pada orang lain,” pungkasnya. (*)
The post Persatuan Dokter Mata Indonesia Temui Gubernur Bahas Kesehatan Mata appeared first on Maccanews.