MACCA.NEWS– Pemprov Sulsel merencanakan untuk membangun jalan lingkar di sepanjang Danau Tempe yang meliputi tiga kabupaten yakni Soppeng, Wajo dan Sidrap.
Rencana pembangunan jalan untuk menghubungkan tiga daerah dibawah naungan Pemprov Sulsel ini disepakati langsung Gubernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah (NA) dihadapan Bupati Soppeng, Bupati Wajo dan Bupati Sidrap.
Rencana pembangunan tersebut nantinya akan dilaporkan pada kegiatan musrembang nasional dalam waktu dekat ini.
“Kita bikin jalan lingkar di Sidrap, Wajo dan Soppeng dan kami sepakat. Ini juga bisa jadi jalan alternatif nantinya untuk tiga kabupaten ini,” kata Nurdin Abdullah dihadapan para Bupati, BWS Jeneberang dan Kepala OPD Sulsel, di Lejja Kabupaten Soppeng, Sabtu (6/4).
Selain jalan lingkar untuk tiga kabupaten tersebut, jalan ini juga bisa jadi jalan alternatif secara nasional.
“Kita akan buat jalan lingkar, bisa jadi untuk jalan alternatif nasional, akses kita beberapa kabupaten dan kalau jalan lingkar ini selesai akan menjadi tempat pariwisata baru lagi,” jelasnya.
Nurdin Abdullah berharap kedepan semua pihak bisa menyelesaikan perencanaan pembangunan pada tahun 2020 untuk dibawa pada Musrembang nasional.
“Kalau bisa kita sebelum masuk musrembang nasional rencana besar kita harus selesai. Tolong untuk semua, bangun komunikasi dengan semua pihak,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Bupati Wajo Amran Mahmud mengaku banyak hal yang bisa dihasilkan setelah semua pembangunan di danau tempe selesai.
“Yang pertama adalah potensi pariwisata menjadi potensi besar untuk membangun pariwisata terpadu. Kami akan intens komunikasi untuk tanaman yang ada dalam pulau tersebut, kita akan merancang restoran yang terapung dan bisa dimanfaatkan,” kata Amran Mahmud.
Selain itu potensi perikanan di danau tempe jika dimaksimalkan, maka tiga kabupaten ini bisa menghasilkan potensi ikan yang luar biasa. Namun untuk itu, dibutuhkan sinergi bersama.
“Ikan disana sudah mulai hilang dan ada jenis ikan yang menguasai ikan disana. Kita mau tidak ada jenis ikan yang menguasai atau terlalu mendominasi di danau tempe,” jelasnya.
Begitu juga Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak menambahkan, setelah selesai di danau tempe, ada beberapa potensi lain seperti sungai Lao dan Air Lejja.
“Tiga daerah masing-masing jalan, perlu kita diskusikan dengan baik agar semua daerah tidak ada persaingan. Bagaimana kita mendesain Wajo, Soppeng dan Sidrap,” ungkapnya.
Kabupaten Soppeng sendiri khusus untuk danau tempe lebih pada penelitian mengenai lempeng danau tempe yang sempat menjadi pembahasan.
“Kami lebih pada penelitian, ini butuh pemikiran untuk kami sangat berharap untuk penanganan yang sangat serius. Olehnya itu kami sangat berharap bantuan pak Gubernur untuk itu, kami tidak punya lembaga penelitian untuk lempeng danau,” harapnya.
Sementara itu Bupati Sidrap Dollah Mando mengaku sepakat untuk pembangunan jalan lingkar untuk tiga kabupaten tersebut. Namun Dollah Mando juga mengusulkan kepada Gubernur Sulsel agar meminta pihak BWS Jeneberang untuk meninjau langsung lahan yang dinilainya cocok untuk pembangunan dam-dam guna menampung air hujan.
“Volume air tersebut kalau ditampung bisa untuk kebutuhan air tiga kecamatan selama satu tahun,” ungkapnya.
Namun yang paling penting menurut Dollah Mando bagaimana pemerintah bisa memberikan perhatian pada lahan sawah yang terendam air selama musim hujan.
“Sawah terendam memulai dari Wajo kemudian dari kota sampai selatan Soppeng, karena ada dua macam pertemuan air sehingga merendam sawah di wilayah kami,” katanya.
Pertemuan ini juga dihadiri Kadis Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang Sulsel, Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikulturan Sulsel, Kepala BWS Jeneberang dan seluruh stakeholder terkait dalam pembahasan rencana pembangunan jangka panjang di tiga kabupaten tersebut. (*)