MACCA.NEWS- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar masyarakat menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019. Sebab, negara telah menghabiskan anggaran cukup besar untuk perhelatan Pemilu Legislatif (Pileg) serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
“Setiap forum besar, forum sedang, dan kecil, saya selalu sampaikan, jangan sampai, jangan biarkan satu orang pun golput (tidak memilih) karena pemilu ini, pileg dan pilpres menghabiskan biaya triliunan,” kata Jokowi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Jumat (29/3/2019).
“Sangat rugi besar kita kalau tidak menggunakan hak pilih karena itu (Pemilu) menentukan arah negara ini ke depan,” ucap Jokowi.
Jokowi pun meminta warga yang hendak libur agar mencoblos terlebih dahulu. “Saya ajak sekali lagi, jangan ada yang berlibur. Mau berlibur silakan, nyoblos dulu setelah itu baru jam 10.00 terbang libur silakan. Jam delapan nyoblos kan bisa, tetapi jangan sampai ada yang golput, jangan sampai ada yang tidak mencoblos di hari Rabu 17 April,” tegas Jokowi.
Sebelumnya, berdasarkan hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebesar 7 persen jumlah daftar pemilih tetap atau DPT atau sekitar 13 juta orang, berencana berlibur. Untuk diketahui, hari H pemungutan suara ditetapkan menjadi libur bersama, lalu dua hari berselang, hari libur nasional wafat Isa Almasih.
“Survei kami menunjukkan 7 persen dari jumlah pemilih berencana liburan. Jadi otomatis mereka enggak datang ke TPS dan tidak memilih,” ungkap Peneliti CSIS Arya Fernandez di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Masyarakat yang tidak menggunakan hak pilih berpeluang memengaruhi hasil Pilpres. Apalagi jika pada Pilpres kali ini, prediksi pemenang masih menjadi perdebatan publik. “Tidak menggunakan hak pilih bisa jadi sangat mungkin pengaruhi keterpilihan,” kata Ketua Konstitusi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif, Veri Junaidi.
Veri menyebut, “Kalau selama ini golput idelogis pilih C, lalu sekarang golput, maka pemilih C akan turun, dan pemilih D tetap. Kalau ada yang tidak suka A, tetapi tidak menghendaki B jadi, lalu putuskan tidak gunakan hak pilih, kan jelas pengaruhi keterpilihan. Jangan-jangan kalau tidak suka A, si B jadi.”
Menurut Veri, kandidat presiden dan wakil presiden tetap akan terpilih walau ada yang golput. “Karena itu, pilihannya adalah mana yang kira-kira risiko politiknya lebih rendah. Meski tidak diharapkan, tetapi ya sudahlah jauh lebih baik,” ujar Veri.
Veri menuturkan, memilih itu bukan kewajiban, tetapi sebuah hak dari masyarakat. Negara telah menyiapkan agar hak tersebut bisa difasilitasi. Anggaran untuk Pemilu 2019 begitu besar sekitar Rp 25 triliun.
Alokasi itu tentu juga berasal dari pajak para pemilih. “Akan jadi kemubaziran politik jika uang yang digunakan untuk pemilih, tetapi hak pilih tak dipakai. Soal mau pilih siapa, itu soal lain. Fasilitas yang disiapkan negara, sebaiknya digunakan oleh pemilih,” tegas Veri. (*)