MACCA.NEWS – Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah membuka acara Nippon Day 2019, di Gedung CCC, Makassar, Minggu (10/3). Hadir Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar, Miyakawa Katsutoshi hingga ratusan peserta yang diantaranya tampil dengan pakaian cosplay (anime).
Nurdin Abdullah dalam sambutannya awalnya menggunakan bahasa Jepang, yang disambut tepuk tangan para hadirin.
“Saya dengan senang hati menyampaikan selamat atas penyelenggaraan Nippon Day 2019. Tahun lalu saya juga hadir dalam kapasitas sebagai Bupati, dan tahun ini sebagai Gubernur,” kata Nurdin Abdullah.
Baginya, makna Nippon Day adalah semakin mempererat persahabatan antara Indonesia dan Jepang. Dia juga berharap agar para kaum milenial bisa membawa perubahan positif.
“Kita harus menjadi kaum milenial yang bersikap optimistis, yang bisa membawa perubahan yang cepat,” ujarnya.
Dia membeberkan, beberapa hari lalu, baru kembali dari Jepang melakukan lawatan untuk mempererat dan memperkuat kerjasama bilateral. Pertama, menemui Menteri Sekretaris Negara, Yoshihide Suga, yang memutuskan untuk mengembalikan status Perwakilan Jepang di Makassar ditingkatkan kembali menjadi Konsulat Jenderal Jepang.
Kedua, Jepang adalah negara berteknologi tinggi, memiliki budaya hampir mirip dengan Indonesia. Lanjutnya, Jepang memiliki metode pendidikan yang dinilainya baik, bagaimana mereka bisa menciptakan sistem sehingga para pelajar dan mahasiswa dapat mandiri.
“Dan kita juga ingin Indonesia memiliki generasi dengan budaya mandiri,” harapnya.
Gubernur yang pernah menempuh pendidikan di Jepang ini menjelaskan, anak SD di sana, tidak diantar ke sekolah, termasuk tidak menggunakan mobil pribadi, mereka jalan sendiri ke sekolah. Hal itu karena ada sistem zonasi yang diterapkan. Dan jika hal ini diterapkan di Sulsel dengan dukungan standar sekolah yang sama dan merata, maka tidak akan terjadi kemacetan.
Sulsel sendiri selalu menandatangani MoU dengan salah satu Provinsi di Jepang, Yakni Prefekture Ehime. Dia berharap ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan sumber daya manusia, alih teknologi dengan cepat, dan akan membuat program pemberdayaan UMKM dan Pertanian.
“Sistemnya, pemerintah akan membangun supermaket. Yang mengisi itu UMKM dan petani kita,” pungkasnya.(*)