MACCA.NEWS– Para petinggi TKN Jokowi-KH Ma’ruf Amin memastikan pihaknya akan mempersiapkan diri dengan baik menghadapi debat kandidat Pilpres 2019 kedua yang akan dilaksanakan KPU pada 17 Februari.
TKN meyakini bahwa debat menjadi salah satu penentu bagi warga masyarakat yang belum menentukan pilihan (undecided voters) maupun yang potensi berganti pilihan (swing voters).
Kata Ketua TKN, Erick Thohir, data dari lembaga survei sudah menunjukkan bahwa debat tahap pertama pada bulan lalu menghasilkan tak ada pemilih Jokowi yang berpindah ke kubu Prabowo. Saat ini, Jokowi-Ma’ruf tetap unggul 20 persen dari pasangan lawannya.
“Tapi tentu, apapun itu, masih ada undecided voters yang kita harapkan. Itulah titik krusial debat. Jangan sampai kelompok undecided ini tak memilih di pilpres nanti,” kata Erick.
Dijelaskannya, 58 persen penduduk Indonesia berusia di bawah 35 tahun. Sehingga sangat disayangkan bila kelompok muda usia ini tidak mengaspirasikan pilihannya.
Padahal, masa depan Indonesia akan bergantung kepada pilihan mereka saat ini. Artinya, infrastruktur yang dibangun hari ini, serta bagaimana pemerintah akan membangun kualitas sumber daya manusia hari ini, akan menentukan nasib mereka ke depan.
Maka itu, debat menjadi penting untuk memastikan bukan sekadar adanya swing voters yang bisa ditarik. Namun khususnya bagaimana undecided voters bisa diajak untuk benar-benar menggunakan hak pilihnya di pemilu nanti.
Menurut Erick, memang masih ada hal yang perlu digali lebih dalam soal perilaku undecided voters ini. Semisal apakah mereka menonton televisi saat debat berlangsung, atau menonton reaksi di media sosial. Atau mereka hanya bisa dipengaruhi oleh perdebatan di media sosial tanpa peduli substansi debat.
“Diperlukan lebih banyak pembicaraan dengan para undecided voters yang masih bingung atau mungkin tidak tahu bagaimana, misalnya, Pak Jokowi membangun lapangan pekerjaan, menekan harga-harga barang,” kata Erick, Jumat (1/2).
Untuk debat yang kedua ini, akan fokus kepada calon presidennya. Nantinya capres Jokowi bisa memaparkan visi misi, solusi-solusi, tidak hanya pembangunan yang sudah dilakukan hari ini, namun juga yang akan datang.
“Saya rasa persiapannya akan sama, ada diskusi, ada juga pengenalan lapangan. Karena kan berbeda juga konsepnya. Misalnya tempat duduknya tidak ada di belakang sekarang. Lalu lokasinya berbeda. Pasti perlu pengenalan, sudah wajar,” kata Erick.
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya akan mempersiapkan diri agar performa calonnya di debat sesi kedua bisa berjalan dengan baik. Untuk menggaet pemilih, pihaknya akan mengedepankan bukan sekadar retorika. Namun sebuah kerja nyata Jokowi di bidang energi, lingkungan, pangan, dan sumber daya alam.
“Jadi Pak Jokowi akan berdasarkan pengalaman nyata. Bahkan bagaimana membawa terobosan di dalam membangun kedaulatan energi kita. Di mana tidak hanya tenaga angin, tetapi juga tingkat electricity yang merata, menunjukkan komitmen yang sangat luas sampai pedalaman Papua,” ujar Hasto.
Secara teknis, Direktur Komunikasi Politik TKN, Usman Kansong, mengusulkan agar format debat dimodifikasi sehingga lebih menarik. Semisal, di segmen bagian akhir, bisa saja ada pertanyaan dari panelis tetapi dibacakan oleh moderator. Dan setiap paslon akan menjawab pertanyaan yang sama sepanjang 15 menit sampai 20 menit dan bisa saling membantah.
“Jadi moderator bukan hanya berfungsi, ‘Silakan Anda ngomong’. Namun moderator juga boleh bilang ‘tapi pendapatnya begini, bagaimana pendapat anda? setuju atau tidak?’. Begitu. Moderator lebih aktif di segmen akhir itu,” kata Kansong. (*)