MACCA.NEWS– Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah (NA) menyampaikan upaya pemerintah dan pihak terkait yang dilakukan terkait dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam berupa banjir, longsor dan angin kencang yang terjadi di 10 kabupaten/kota di Sulsel.
NA menyampaikan sejak hari pertama pemerintah Provinsi Sulsel telah siaga dan mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan.
“Dari dua hari yang lalu kita sudah siaga, karena kita sudah memantau bahwa akan ada cuaca ektstrem di Sulsel. Oleh kami minta kepada Balai Sungai Pompengan supaya menjaga cek dam kita, terutama kita lihat level yang normal apakah sudah melewati batas normal, karena ada syarat tindakan,” kata Nurdin Abdullah.
NA juga telah meminta Basarnas turun ke lapangan mengantisipasi hal yang kita tidak inginkan. Termasuk upaya mengevakuasi masyarakat.
NA juga melakukan koordinasi dengan daerah terdampak termasuk Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto yang mengelami dampak terbesar.
“Saya apresiasi Pak Bupati ini responnya luar biasa, Pak Bupati Gowa, minta supaya pintu cek dam ini dibuka, kalau tidak bisa lebih fatal lagi, dan Alhamdulillah dilakukan,” sebut NA, Kamis pagi (24/1).
Lanjutnya, namun, pembukaan tersebut memang memiliki resiko lainnya, karena akan tergenang beberapa pemukiman warga baik di Gowa dan di Makassar. Hal tersebut harus dilakukan sebagai upaya agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar.
Dinas Sosial Sulsel pun dimintanya untuk turun memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, terutama makanan siap saji.
Upaya yang dilakukan juga dengan meminta masyarakat mengungsi, meninggalkan daerah rawan terutama di daerah bantaran sungai. Dan kewaspadaan lebih tinggi di daerah tergenang.
Sementara itu terkait tanah longsor yang menutupi pemukiman penduduk secara tiba-tiba. Kendala yang dihadapi saat dilakukan pertolongan adalah akses ke lokasi yang terputus. Namun, saat ini akses jalan Makassar-Sungguminasa dan Malino sudah bisa diakses.
Untuk menjangkau daerah terdampak terutama yang sulit di akses juga memiliki kendala. Beberapa daerah untuk memberikan bantuan akan mudah diakses dengan menggunakan helikopter. Sementara Pemprov Sulsel tidak memiliki alat tersebut.
“Oleh karena itu baru hari ini kita pinjam ke Kodam, mungkin Bupati Gowa akan menyebar logistik ke daerah yang belum tersentuh, kami juga pinjam Lanud untuk kita gunakan bersama para Forkopimda, kita akan melihat daerah hulu dan daerah yang kena dampak banjir ini,” jelasnya.
Selanjutnya, setelah itu akan mengumpulkan bupati/wali kota yang terkena dampak ini. Evaluasi akan dilakukan, termasuk apa yang menjadi langkah ke depan. Termasuk rumah yang hanyut, masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dan masyarakat yang rumahnya rusak.
“Kita punya persawahan yang terendam di 10 kabupaten ini. Dan langkah-langkah yang akan kita ambil, mudahan-mudahan tidak dalam waktu lama ada langkah konkrit kita lakukan, supaya masyarakat bisa kembali normal,” pungkasnya.
Sementara itu data yang dirilis BPBD Sulsel melalui Crisis Media Center Pemprov Sulsel hingga 24 Januari 2019, pukul 09:22 Wita. Total korban, Kepala Keluarga terdampak 3.914 (KK) atau 5.825 jiwa, 26 orang meninggal dunia, jumlah hilang 24 jiwa, sakit 46 jiwa dan mengungsi 3.321.
Kerusakan yang ditimbulkan rumah rusak ringan 25 unit, rusak sedang 2 unit dan rusak berat 12 unit. Rumah terendam 2.024, hanyut 32 rumah, tertimbun 5 rumah, kerusakan tempat ibadah 6 unit, fasilitas pemerintah 3, pasar 2 unit, jembatan 9, jalan 10.700 meter, sawah 30.930 Hektare dan kerusakan sekolah 13 unit.
Sementara ketinggian muka air Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa 99,45 meter dan sudah dibawah batas ketinggian normal yakni 99,50.(*)