MACCA.NEWS– Calon anggota DPRD Wajo Dapil I Kecamatan Tempe, M.Arif Saleh, memang benar punya sisi pembeda. Hari ini, Kamis (10/1/2019), secara khusus membuat tulisan yang berisi ‘surat cinta’ untuk rakyat Wajo.
Seperti tulisan yang diposting melalui akun facebooknya, MAS BRO (M.Arif Saleh Bersama Rakyat Wajo), memohon doa restu dan dukungan, sekaligus mengajak semua elemen menciptakan pemilu yang berkualitas.
Berikut tulisan MAS BRO yang diterima redaksi:
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Teriring salam dan doa semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.
Orang Tua dan Saudaraku…
Perkenalkan, saya M.Arif Saleh, calon anggota DPRD Wajo Daerah Pemilihan (Dapil) I Kecamatan Tempe dari Partai Nasdem, nomor urut 7.
Jika usia ta’ jauh lebih tua, izinkan saya menempatkan diri sebagai anakta’. Untuk para kakak-kakakku, semoga tidak keberatan saya sebut sebagai Deng. Begitu pun bagi adik-adikku, saya sungguh bahagia kalau menyapata’ sebagai “Ndi” atau “De’”.
Taddampengekka maraja, “mappatabe”atau surat ini tentu kurang pantas saya sampaikan dalam bentuk tulisan. Jauh lebih sopan dan menghargai jika saya mendatangi para orang tua dan semua saudaraku di Kecamatan Tempe. Menyampaikan niat tulus saya pulang untuk mengabdi, sekaligus bercengkrama, merasakan suka-duka kita, serta saling berdiskusi MA’7 ridecengnge.
Langkah dan ikhtiar itu sebenarnya sedang saya jalankan. Insyaallah akan terus berlanjut. Memperbanyak silaturahmi, dan setiap saat berkunjung ke rumah orang tua dan saudaraku diberbagai kelurahan, terutama semenjak banyak menetap di Sengkang setelah sekian tahun berkarier di rantauan.
Saya berusaha sekuat tenaga untuk itu. Dan momentum pemilu ini saya jadikan sebagai salah satu “penghubung”. Penghubung mengeratkan hubungan kekeluargaan. Penghubung merajut kebersamaan, dan penghubung mewakafkan diri di tanah leluhur kita.
Dibalik usaha ini, saya sadar tak akan mungkin dalam waktu tiga bulan ke depan, saya bisa menjabat tangan dan menemui para orang tua dan saudaraku semua di 16 kelurahan. Karena itu, tulisan ini sengaja saya buat sebagai bentuk penghormatan, sekaligus rasa terima kasih dan permohonan maaf saya karena mungkin belum disempatkan bertatapmuka langsung.
Bagi saya, ini sangat penting. Penting, karena saya tahu diri baru kali ini terjun langsung sebagai kontestan di pemilu. Penting, karena semenjak tamat di Aliyah Putera As’adiyah, tahun 1999, saya kebanyakan menetap di rantauan. Mulai kuliah di UIN Alauddin Makassar, berkarier sebagai jurnalis di Fajar Group, MNC Group, hingga bergelut sebagai konsultan politik di lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) di Jakarta. Penting, karena ini bagian dari komitmen saya.
Orang Tua dan Saudaraku….
Kita mesti bersepakat, bahwa persaudaraan adalah segalanya. Pilihan boleh beda, namun kita tetap bergenggaman tangan dan saling merangkul pada akhirnya. Tak ada benci didalamnya, apalagi sampai merusak tali silaturahmi kita.
Begitu pun bagi orang tua dan saudara saya yang maju menjadi caleg, mari kita bersama tunjukkan ke rakyat, bahwa kita adalah kawan berdemokrasi. Kawan berdemokrasi yang tak saling menebar fitnah. Kawan berdemokrasi yang memaknai pesan leluhur kita, sipakatau, sipakainge, dan sipakalebbi.
Pemilu 2019 hasilnya wajib kita dorong jauh lebih baik dan bermartabat. Lebih baik untuk kelangsungan masa depan anak-cucu kita. Lebih baik bagi negeri kita. Lebih baik, karena punya dampak positif besar bagi kemajuan, serta kesejahteraan rakyat Wajo.
Mereka yang layak, harus kita beri kesempatan dan amanah. Mereka yang punya niat baik memperjuangkan aspirasi rakyat, tak boleh kita biarkan berjuang sendiri. Mereka yang punya kualitas, integritas, dan komitmen tinggi mengangkat hak dan martabat rakyat, tak boleh kalah dari para “pembeli” suara.
Orang Tua dan Saudaraku..
Melalui surat ini, saya mengajak kita berjuang dibarisan yang sama. Ini bukan tentang kepentingan pribadi saya. Ini tentang perjuangan untuk masa depan anak-cucu kita. Tentang generasi kita. Tentang ratusan ribu rakyat Wajo yang hak dan martabatnya harus terus diperjuangkan.
Wajo harus benar-benar menjadi “rumah” teduh bagi rakyatnya. Rumah di mana kita merasa nyaman. Rumah yang penuh kedamaian. Rumah yang membuat kita semakin bangga menjadi orang Wajo. Rumah yang di dalamnya ada semangat Yassiwajori.
Untuk semua itu, dengan penuh kerendahan hati, saya M.Arif Saleh memantapkan hati siap mewakafkan diri berbuat yang terbaik untuk rakyat. Izinkan saya memohon restu, doa dan dukunganta’.
10 Januari 2019
Salam Mas Bro!