MACCANEWS – Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto menyampaikan optimismenya di tahun 2019 ini mampu meraih penghargaan Kota Sehat dan Adipura sekali kerja.
Hal ini ia ungkapkan saat Rakor Pemkot Makassar tahun 2019 terkait pencapaian target kota sehat, penghargaan Swastisaba Wistara yang ke 5 dan target penghargaan adipura ke 4 tahun 2019.
Rakor berlangsung di Ruang Sipakalebbi, Balaikota Makassar, Rabu, (9/1).
Sebagai Ketua Assosiasi Kabupaten Kota Peduli Sanitasi Indonesia (Akkopsi), Danny mengatakan, Makassar sudah tentu menjadi pionir. Karena itu dirinya betul-betul melakukan evaluasi terkait kekurangan-kekurangan yang masih perlu dibenahi.
Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini.
Menurut Danny, kondisi seperti ini mestinya tidak sulit lagi. “Kita sudah bangkit dari keterpurukan dengan MTR, LISA yang membutuhkan konsistensi dan komitmen. Perlu direcovery lagi semangat kita untuk Makassar tidak rantasa. Yg di dalamnya ODF ini bisa 0 (nol) persen. Kalau anda turun di Makassar itu, kalau komunikasi baik, sipakatau, sipakalebbi, sipakainge baik, insya Allah semua persoalan sosial akan terselesaikan dan masyarakat akan mengikuti kita,” pungkasnya.
Danny pun meminta ini menjadi perhatian serius. Bahkan menurut dia, dirinya akan turun langsung menyelidiki hal ini, apakah aparat di kelurahan membenahi hal tersebut.
“Semangat koordinasi kota sehat dan adipura pada intinya sama saja. Kalau kita dapat kota sehat insya Allah kita dapat adipura. Kita kerja sekaligus. Karena ini mirip-mirip. Bank sampah akan lebih kita semarakkan lagi. Kita bikin Lorong bioregister. Kalau dapat semua LPPD kita insya Allah kita akan meraih prasamya purnakarya nugraha pada satu periode pemerintahan,” tambahnya.
“Makanya kemampuan kita lebih ditingkatkan jangan cepat puas, biasa saja orang belajar di Makassar lebih pintar dari kita,” ungkapnya.
Sebelumnya, Nurbahri Nur mengingatkan jika penilaian kota sehat kali ini sangatlah berat dan rumit dari segi persyaratannya.
“4 kali kami melakukan penilaian cukup santai, yang ke 5 kami dibebani persyaratan cukup sulit. Kota sehat ini, bukan lomba kelurahan, tapi prosesnya yang dinilai. Dan dia harus Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) atau sanitasi harus 100 persen,” ungkapnya (Jigon)