MACCANEWS– Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Ekonomi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2-Ekonomi LIPI) melakukan diseminasi di Kantor BPD Desa Parak Kecamatan Bontomanai Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/12/2018).
Selain dari unsur LIPI, hadir Bupati Kepulauan Selayar H. Muh. Basli Ali didampingi Kadis Kelautan dan Perikanan Ir. Makkawaru, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kepulauan Drs. Mustakim KR, M.M., M.Pd, Kadis PMD Andi Irsan, S. STP., Camat Bontomanai Zulfikri, bersama sejumlah kepala desa dan masyarakat Desa Parak.
Sebelumnya P2 Ekonomi LIPI telah melakukan penelitian aksi prioritas nasional (PN) tentang “peningkatan kesejahteraan nelayan dengau pendekatan holistik dan kolaborasi pada lima kasus uji coba pengentasan kemiskinan” Tahun Anggaran 2018.
Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi salah satu lokasi penelitian dengan fokus kegiatan pada “Peningkatan kesejahteraan nelayan melalui melalui pengelolaan sampah dan strategi pemasaran perikanan berkelanjutan di Kabupaten Kepulauan Selayar”.
Koordinator penelitian program prioritas nasional kesejahteraan nelayan LIPI Dr.Dedi S. Adhuri mengatakan dari hasil penelitian ditemukan beberapa hal penting yang perlu untuk dilakukan diseminasi kepada pemangku kepentingan di Kabupaten Kepulauan Selayar, termasuk peluang kolaborasi dan implementasi lanjutan.
Dedi menyebut penelitian campur aksi ini menjalin kerjasama dengan pemerintah desa dan LSM untuk mengatasi berbagai hal. Namun penelitian yang dilakukan di Kabupaten Kepulauan Selayar fokusnya pada sampah.
“Kalau sampah sudah menjadi masalah serius di sini, bukan hanya wilayah Desa Parak, tapi sebagian besar wilayah di Kabupaten Kepulauan Selayar, utamanya pada saat musim barat berjalan,” kata Dedi
Meski demikian Dedi melihat inisiatif yang berjalan oleh masyarakat Desa Parak dalam mengelola sampah, merupakan bukti bahwa masyarakat sekiranya ada stimulan untuk bergerak mengelola sampah, mereka bisa bergerak untuk melakukannya. Menurutnya, yang menarik adalah mendapat stimulan sedikit saja, masyarakat bisa bergerak lebih maju.
“Seperti yang saya lihat di Parak Utara, pengumpul sampah telah memobilisasi gerakan masyarakat untuk membersihkan wilayah pesisir, untuk kemudian sampahnya dikumpulkan dan dijual. Contohnya yang menarik buat saya adalah remaja mesjid dikumpulkan dan mengajak mereka untuk mengumpulkan sampah dan dijual. Sekarang hasilnya akan di gunakan untuk membeli hewan kurban dengan uang dari hasil penjualan sampah. Ini kan suatu terobosan bagaimana sampah menjadi berkah bukan hanya berkah menjadi uang tetapi juga bisa menjadi jadi sumber pahala karena sampah bisa dikonversikan menjadi wujud lain yang bermanfaat untuk khalayak banyak,” ucapnya.
Giat seperti itu menurut Dr.Dedi S. Adhuri ada di tempat-tempat lain, sehingga pemerintah desa tinggal memanfaatkan hal-hal positif yang ada di desa dan menularkannya ke desa-desa lain.
“Untuk pengelolaan sampah yang paling ideal untuk diterapkan adalah mengadopsi teknologi yang bisa menyelesaikan sampah di Selayar sampai di ujung akhir. Misalnya teknologi yang bisa merubah sampah plastik menjadi barang jadi, seperti baskon atau perlengkapan rumah tangga yang lain,” terangnya.
Meski demikian lanjut dia untuk langkah-langkah menuju ke sana diawali dengan mengoptimalkan usaha berbasis pada penjualan ke bank sampah . Ia berharap dari usaha yang ada sekarang supaya dilanjutkan karena diyakini akan bermanfaat untuk banyak hal, termasuk dukungan yang continue dari dinas-dinas terkait, tidak hanya melanjutkan tetapi juga untuk meningkatkan pengelolaan sampah, juga termasuk hal-hal lain yang ditemukan di pesisir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara Bupati Kepulauan Selayar H. Muh. Basli Ali mengatakan pembinaan LIPI di Desa Parak diharapkan bisa juga dilakukan di desa-desa lainnya, agar bisa menjadi motivasi tersendiri bagi kepala desa, untuk bisa menggerakkan ekonomi masyarakat yang ada di desanya. Apalagi daerah kita yang daerah pesisirnya begitu panjang, belum ada solusi menangani sampah khususnya pada musim barat tiba.
“Jadi program sampah menjadi berkah menjadi rupiah, praktis bisa mendapatkan penghasilan tambahan bagi masyarakat,” pungkasnya.
Bupati kembali menyampaikan bahwa seorang kepala desa sebagai pimpinan tertinggi di tingkat desa, jangan hanya tugas-tugas rutin saja yang dilaksanakan, tetapi bagaimana berinovasi agar desa yang dipimpin bisa menjadi desa yang sejahtera.
“Apabila seorang kepala desa mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di desanya, tentunya saya sebagai seorang Bupati tidak akan tinggal diam dan akan memberikan apresiasi atau penghargaan baik itu dalam bentuk materi ataupun penghargaan lainnya,” tutur H. Muh. Basli Ali beri semangat kepada para kepala desa. ( Ucok Haidir )