MACCANEWS- Putusan Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya yang mengabulkan proposal perdamaian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) PT Merpati Nusantara Airlines (persero), ditanggapi gembira oleh para mantan karyawan.
Sejumlah mantan karyawan rela hadir di Pengadilan Negeri Surabaya untuk mengawal jalannya persidangan. Mereka spontan menyambut dengan tepukan tangan dan pelukan saat putusan usai dibacakan.
Salah satunya, ialah mantan Manajer Operasional PT Merpati Nusantara Airlines, Supardjanto. Saat amar putusan dibacakan, lelaki 52 tahun ini bahkan sampai meneteskan air matanya.
“Ini luapan emosi saya karena Merpati bisa hidup kembali dan bahwa apa yang diperjuangkan selama ini tidak sia-sia,” kata Suparjanto, ditemui usai sidang, Rabu, 14 November 2018.
Mati surinya maskapai ini pada 2014 lalu, diketahui menyisakan sejumlah hutang Rp 10.7 triliun,” kata Supardjanto.
Termasuk pesangon untuk mantan karyawan yang belum terbayarkan.
Para eks karyawan ini, kata dia, secara otomatis juga menjadi kreditur konkuren atau kreditur tanpa jaminan. Supardjanto sempat mengkhawatirkan bila Merpati diputuskan pailit, maka pesangon karyawan juga dipastikan akan lenyap.
Tapi, dengan dikabulkannya proposal perdamaian itu, Merpati pun akan kembali mengangkasa. Secara otomatis pula pesangon yang belum terbayarkan hingga kini akan segera terganti.
“Kalau pailit kami pegawai sudah tidak dapat apa-apa karena apalagi yang mau dibayarkan, tapi sekarang dikabulkan, hak kami secara otomatis akan dibayar,” kata dia.
Tapi, kata Supardjanto, pesangon bukanlah yang terpenting bagi dirinya dan karyawan lain. Melainkan kembali hidupnya maskapai yang sudah menaunginya puluhan tahun itu adalah momen yang ia tunggu-tunggu.
Senada, mantan pramugara senior Maskapai Merpati, Trianggarto, juga mengaku senang dengan hasil putusan majelis hakim. Sebab bukan hanya hak mereka yang akan segera terbayarkan melainkan ada hal yang lebih besar dari pada itu.
“Yang lebih besar yaitu terbukanya lapangan kerja yang lebar bagi insan-insan dibidang perhubungan udara yang profesional,” kata pria 52 tahun itu.
Lebih lanjut, kata dia, Merpati nantinya juga akan kembali berkontribusi dalam pembangunan Indonesia terutama di Indonesia bagian timur.
“Karena sejarahnya dulu harus kita ingat pertama kali merpati mengudara adalah ke Indonesia Timur. Insyaaalloh hal itu akan terulang,” kata dia yang sudah bekerja di Merpati selama 32 tahun ini. (*)