MACCANEWS – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah bersama Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Syarif Burhanuddin, menjadi nara sumber pada acara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Goes to Kampus bersama Metro TV, di Aula Mall Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar (8/11). Dialog ini dipandu presenter berita Dian Mirza. Kegiatan ini dirangkaikan dengan pameran mobile training unit untuk pekerja konstruksi.
Nurdin Abdullah mengatakan, selain infrastruktur, masyarakat Sulsel punya peluang sangat besar pengembangan dalam berbagai aspek. Namun yang menjadi kendala adalah sumber daya manusia. Sehingga, kampus harus turut bersama masyarakat, dengan bersinergi.
“Sulsel punya optimisme. Saya berterima kasih pada Pemerintahan Jokowi, terus mendorong infrastruktur di timur, termasuk Sulsel kecipratan banyak infrastruktur jalan dan bendungan, karena itu memang sangat kita butuhkan,” ujarnya.
Nurdin Abdullah menyebutkan, di Sulsel itu ada 250 ribu sawah tadah hujan. Dengan keberadaan bendungan yang dibangun di Sulsel, bisa menjadikan 100 ribu jadi sawah produktif. Ia meminta kesediaan kampus, termasuk mahasiswa dan civitas akademika Unismuh dalam mengambil peranan dalam pembangunan.
“Dengan masuk kampus ini, maka kita bisa mengajak perguruan tinggi bersama bangun percepatan pembangunan melalui inovasi teknologi,” sebutnya.
Sebagai agen perubahan ke depan, mahasiswa harus melakukan inovasi. Kampus juga harus bersinergi bersama pemerintah dan dunia usaha sebagai triple helix. Demikian juga jika Unismuh bersedia menjadi penyangga produksi jagung di Sulsel, Pemprov siap mencarikan mitra.
“Pemerintah terus mendorong berbagai sektor, pertanian, perkebunan dan pariwisata. Inshaalah beberapa bendungan kita akan selesai, yang akan meningkatkan produktivitas pertanian kita,” bebernya.
Tantangan ke depan bagi Sulsel, bagaimana sektor pertanian, peternakan dan perkebunan bisa menjadi unggulan dengan dukungan infrastruktur dan sumber daya manusia.
Langkah yang dilakukan dalam program 100 hari Gubernur Sulsel adalah memudahkan investasi dan konektivitas arus barang dengan melalukan direct call dengan mengirim langsung ke luar negeri seperti Eropa dan Amerika Serikat, melalui Makassar New Port.
Produk-produk pertanian yang ada di Sulsel akan berjalan lancar jika PUPR jika mendukung dengan pembangunan infrastruktur. “Sehingga sinergi harus kita lakukan,” ujarnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan Unismuh serta antara Unismuh dengan Kementerian PUPR.
Menurut Syarif Burhanuddin, pemerintah saat ini sedang bekerja keras untuk maju, dari semua sisi. “Apa yang dilakukan saat ini, bukan untuk sekarang atau 2-3 tahun mendatang, tapi untuk jauh ke depan,” katanya.
Dari total 227 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan pemerintah, 137 diantaranya merupakan proyek yang digarap Kementerian PUPR. Yang pada akhir tahun ini, ditargetkan ada 26 proyek yang akan rampung. Dari jumlah tersebut, delapan diantaranya adalah bendungan, tiga jaringan irigasi, 12 jalan tol dan tiga perumahan.
Sementara sisanya, 53 proyek diselesaikan pada 2019. Pada 2019, proyek yang ditargetkan rampung ada 12 bendungan, tiga irigasi, 29 jalan tol, empat jalan nasional, dan satu sistem penyediaan air minum dan sanitasi.
Meski demikian, Syarif mengungkapkan, jika pihaknya juga terkendala kualitas sumber daya manusia. Dari 8,1 juta tenaga kerja di bidang konstruksi, hanya 500 ribuan yang bersertifikasi, bahkan hanya 45 persen orang di Indonesia yang bekerja seseuai dengan bidang ilmunya.
“Kita ada program link and match untuk menyambut tenaga kerja berkompeten. Dan ditargetkan bisa menciptakan 26 ribu tenaga konstruksi berkompeten, berasal dari SMK 18 ribu orang dan perguruan tinggi serta politeknik sebanyak 8.000 orang,” lanjut Syarif.
Bahkan kata Syarif, sejak awal tahun ini, Kementerian PUPR berupaya melakukan percepatan pengembangan SDM. “Memang idealnya SDM dulu baru bangun infrastruktur, tapi pasti kita kian terlambat pasti. Makanya kita paralelkan dengan ujian kompensi,” pungkasnya. (*)