MACCANEWS– Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurdin Abdullah, meresmikan soft launching salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), Makassar New Port Tahap I Paket A, senilai Rp 2,51 triliun. Soft launching dilaksanakan di Makassar New Port Jalan Sultan Abdullah Raya, Buloa, Tallo, Makassar, Jumat (2/11/2018).
Sedianya, soft launching ini dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Namun batal karena rapat mendadak dengan Presiden Jokowi.
PT Pelindo IV sebagai Badan Usaha Milik Negera yang memiliki wilayah operasi di Kawasan Timur Indonesia dan bergerak di bidang usaha kepelabuhanan, saat ini sedang melakukan upaya-upaya untuk memperlancar jalur distribusi serta membantu memangkas biaya dan waktu. Diantaranya adalah pembangunan Makassar New Port yang merupakan salah satu PSN yang ada di PT Pelabuhan Indonesia IV.
Selain soft launching Makassar New Port Tahap I yang semula direncanakan selesai pada 2022, juga dilaksanakan ekspor direct call perdana rute Makassar – Eropa – Amerika.
“Saya berharap ini akan menjadi langkah awal pertumbuhan ekonomi, percepatan pembangunan, percepatan investasi di Sulsel,” harapnya.
Selanjutnya, adalah mengambil langkah dengan membuat road map pusat-pusat pertumbuhan. Menurutnya, salah satu yang menghambat investasi adalah persoalan konektivitas. Hadirnya MNP telah menjawab dan menghilangkan hambatan tersebut.
Sementara, Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero), Farid Padang, menjelaskan, dalam pembangunannya, PSN Makassar New Port (MNP) dibagi dalam tiga tahap. Untuk Tahap I, proses pembangunannya dibagi lagi per Paket, yaitu Paket A, B, C dan D.
“Pada hari ini Jumat, yang kami resmikan pengoperasiannya adalah pembangunan MNP Tahap I A yang dibangun pada 2015 hingga 2018, yaitu dermaga dan menelan total investasi untuk infrastruktur dan suprastruktur sebesar Rp 2,51 triliun,” jelas Farid.
Dengan total lahan seluas 1.428 hektare untuk pembangunan MNP Tahap I, II dan III, pihaknya menargetkan proyek yang 100 persen merupakan karya anak bangsa ini bakal menelan total investasi sebesar Rp 89,57 triliun.
Farid merinci, selain Paket I A yang sudah diresmikan pada hari ini Jumat, pihaknya masih terus melakukan pengerjaan untuk Paket I B yang menghabiskan anggaran total sebesar Rp1,66 triliun (2018 – 2020), Paket I C dengan besaran biaya Rp2,69 triliun (2020 – 2022) dan Paket I D dengan total investasi sebesar Rp6,14 triliun yang dibangun sejak 2015 hingga 2022 nanti.
Sementara untuk pembangunan MNP Tahap II yang pembangunannya bakal dimulai pada 2022 hingga 2025, pihaknya menargetkan investasi yang bakal diserap sebesar Rp10,01 triliun.
“Dan untuk pembangunan MNP Tahap III atau tahap terakhir, akan dibangun juga pada 2022 hingga 2025 dengan besaran investasi senilai Rp66,56 triliun.” paparnya.
Dia menyebutkan, hingga 2025 nanti MNP akan memiliki dermaga total sepanjang 9.923 meter, dengan total kapasitas terpasang nanti sebesar 17,5 juta TEUs per tahun.
Adapun dermaga yang diresmikan pada saat ini, memiliki panjang 320 meter dengan kapasitas terpasang 500.000 TEUs. Pada Tahap I B, dermaga yang terbangun nanti memiliki panjang 330 meter dengan daya tampung 1 juta TEUs. Tahap I C, dermaga yang dibangun sepanjang 350 meter dengan kapasitas terpasang 1 juta TEUs dan Tahap I D, dermaga yang akan dibangun memiliki panjang 1.043 meter.
Sedangkan pada pembangunan MNP Tahap II, Pelindo IV akan membangun dermaga dengan panjang 3.380 meter dan memiliki daya tampung 5 juta TEUs.
“Di Tahap III atau tahap terakhir nanti, dermaga yang dibangun akan memiliki panjang 4.500 meter dengan kapasitas terpasang 10 juta TEUs,” kata Farid.
Dia menuturkan, secara umum khususnya untuk pembangunan MNP Tahap I Paket A, proses pengerjaannya terbilang lebih cepat dari target yang dicanangkan. Sebab, pengerjaannya dilakukan serentak dari darat dan laut, sehingga bisa mempercepat proses pembangunan mega proyek tersebut.
“Pengoperasin dan soft launching ini sekaligus untuk menunjukkan kepada publik, baik operator pengguna jasa serta semua asosiasi dan stakeholder yang terlibat dalam pelabuhan bahwa kehadiran MNP akan sangat membantu dan membuka ruang ekspor menjadi lebih besar,” lanjutnya.
Kehadiran MNP, lanjut Farid, akan menjadi hub besar di Indonesia Timur. Utamanya untuk mengubah pola angkutan kapal-kapal berukuran besar sekaligus mengurai antrian yang terjadi di pelabuhan eksisting, di Terminal Petikemas Makassar. (*)