MACCANEWS- Tim gabungan Basarnas, TNI dan Polri akhirnya bisa menemukan titik terang keberadaan black box Lion Air JT-610 di perairan Ujung Karawang. Koordinat black box sudah menemukan titik teran sehingga hari ini akan segera dilakukan proses pengangkatan.
Click here to view the video on YouTube.
Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, sinyal black box sudah bisa ditangkap meskipun kian melemah. “Hari ini mudah-mudahan bisa segera diangkat,” kata Dedi, Kamis 1 November 2018.
Sementara itu, untuk proses pencarian di hari ke-empat ini, tim gabungan tetap akan dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas Moh Saugi. Saugi bersama tim telah neninggalkan Posko Tanjung Priok menuju Perairan Kerawang sejak Kamis pagi 1 Nopember 2018.
Dirops Pencarian dan Pertolongan Basarnas Bambang Suryo Aji, mengatakan fokus pencarian kotak hitam itu sudah dilakukan Kepala Basarnas dan Panglima TNI Mersekal Hadi Tjahyanto sejak Rabu 31 Oktober kemarin.
Karena terkendala oleh cuaca dan arus di bawah laut yang cukup kencang, pencarian dihentikan. Sedang penyisiran korban di permukaan laut terus dilakukan, dan berhasil membawa 8 kantong jenazah ke Jakarta untuk diserahkan RS Polri.
Untuk mempercepat pencarian kotak hitam dan korban, Basarnas memperkuat personel dan penambahan kapal dan takbot. “Doa masyarakat sangat kami harapkan,”kata Bambang.
Sementara itu mengutip dari NET yang juga ikut melakukan pencarian, puing-puing Lion Air JT 610 juga telah ditemukan oleh tim penyelam.
Sebelumnya, pesawat tipe Boeing 737 Max 8 dengan nomor penerbangan JT610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Banten, menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, hilang kontak pada Senin, 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP tersebut dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S – 107 07.16 E. Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB. Pesawat sempat meminta kembali ke tempat pemberangkatan semula atau “return to base” sebelum akhirnya hilang dari radar. (*)