MACCANEWS – “Loyalitas, integritas, dan kredibilitas. Itu yang saya jaga.”
Ungkapan itu disampaikan Camat Makassar, Alamsyah Sahabuddin kepada reporter Maccanews.com saat dijumpai di ruangannya, di Kantor Camat Makassar, jalan Gunung Nona, Rabu (31/10/2018).
Alamsyah yang merupakan putra kelahiran Bonto Sunggu, Kabupaten Jeneponto, 30 September 1982 ini mengaku tidak pernah terpikirkan sebelumnya untuk menjadi camat. Ia hanya berpikir untuk menjalankan amanah dengan ikhlas dan penuh tanggungjawab.
Alumni STPDN Jatinangor (2004) dan Pascasarjana STPDN Jatinangor (2005) ini mengungkapkan, sejak kecil ia telah dididik oleh ayahnya yang merupakan eks Kepala Desa Maccini Baji, Kab. Jeneponto, Sahabuddin M Karaeng Ngerang menjadi pribadi yang selalu bekerja dengan ikhlas.
Di mana buah dari keikhlasan itu membuat Alamsyah mengawali karir di Bappeda Pemkot Makassar sebagai staf pada tahun 2008. Lalu 2009 menjadi Kepala Sub Bidang Pendidikan Sosial Budaya Bappeda Pemkot. Kemudian 2011 sebagai Lurah Bontoala Tua (Kecamatan Bontoala), 2014 Lurah Bara-baraya Selatan (Kecamatan Makassar).
Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 2015, Alamsyah pun dipercaya memegang amanah sebagai Kepala Seksi Kebersihan dan Pertamanan. Lalu Sekretaris Camat (2017), kemudian Plt Camat (2018) hingga akhirnya ia dipercaya sebagai camat definitif oleh Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto pada 21 September 2018 bersama 14 Camat lainnya.
Meski demikian, suami dari Tia Handini Alamsyah ST ini tetap bersyukur karena telah membuat orang tuanya bangga.
“Saya bersyukur dengan itu. Tetapi dalam menjalankan ini, ada tiga hal yang saya jaga. Pertama introspeksi diri, bahwa amanah ini harus dilaksanakan dengan baik,” katanya.
“Kedua, sebenarnya dengan jabatan ini ada rasa takut saya menjadi sombong, angkuh, dan lupa diri. Padahal ini hanyalah sebuah amanah yang diberikan,” sambungnya.
Ketiga, rasa syukur. Karena bisa diberikan amanah oleh Wali Kota Makassar sebagai Camat Makassar.
“Saya berharap mudah-mudahan saya mampu melaksanakan ini. Itu semua yang saya takuti, saya pikirkan dengan baik-baik sehingga saya dalam melangkah tidak mengambil langkah yang salah. Saya harus tahu di mana saya berdiri menempatkan diri,” tandasnya. (Noval/Arrayaa)