MACCANEWS- Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Nurdin Abdullah (NA) berharap sinerginitas antara perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia usaha perlu ditingkatkan.
Hal itu dikatakan Gubernur NA saat membawakan kuliah umum yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa Makasssar, Selasa (30/12018). Dirinya menyebutkan perguruan tinggi sangat dibutuhkan oleh pemerintah, dan dunia usaha dalam menghadapi persaingan dunia.
“Ego sektoral kita harus tinggalkan sinergi pemerintah, perguruan tinggi, dunia usaha sangat penting. Perguruan tinggi mencetak sarjana yang mana pemerintah dan dunia usaha sangat memerlukan itu,” ujarnya.
Bahkan Gubernur NA perguruan tinggi harus siap menjawab tantangan teknologi yang semakin berkembang dimasa akan datang, agar para perguruan tinggi bisa mencetak alumni yang berkualitas.
“Kita selalu bicara kalau kita sering diserang tenaga kerja asing. Tapi kalau kita siap mereka manamungkin mau datang, karena persaingan sudah ketat. Hanya orang yang menguasai ilmu teknologi yang bisa bersaing. Kedua soal bahasa, kita harus bekali diri menguasai bahasa asing,” sebutnya.
Terkait mengirimkan pelajar untuk melanjutkan studi ke luar Negeri, NA akan mengirimkan pelajar di Sulsel sesuai kebutuhan yang dibutuhkan dari sektor-sektor unggulan yang ada di Sulsel.
“Kita mau terukur, wawasan harus dibuka. Bukan hanya kita menghasilkan Doktor, tetapi hasilnya tidak jelas. Jadi kita akan mengirim sesuai kebutuhan supaya ketika mereka pulang langsung kita manfaatkan,” paparnya.
“Keunggulan kita ada di sektor pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, dan pariwisata. Kalau mau masuk di hilirisasi jangan keluar dari unggulan kita. Kau mau bikin mobil mampu tidak kita saingi Toyota dan yang lainnya. Kalau saya hasilkan sesuatu, cari siapa yang bisa mengembangkan. Kalau mau ciptakan mobil di kampus itu habiskan anggaran saja. Coba kita cari mitra strategis, sepanjang menciptakan realti mengalir ke kita,” tambahnya.
Gunernur NA akan lebih memprioritaskan sektor pertanian ketimbang sektor pertambangan, sebab dirinya mengatakan Sulsel sebenarnya bukan masuk sektor pertambangan.
“Kita ini bukan sektor pertambangan, kita punya tetapi tantangannya apa, mau bangun sektor pertanian lawannya itu pertambangan, karena dia akan merusak hutan kita. Makanya kita harus pisahkan. Kalau pertambangan yah jangan pertanian kita akan kekeringan, itu contohnya,” pungkasnya. (*)