MACCANEWS- Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN) Komisariat Sulawesi Selatan yang berkedudukan di Universitas Hasanuddin untuk pertama kalinya menjadi penyelenggara The 4th International Conference of Indonesia Remote Sensing Society (ICOIRS) 2018. Konferensi ini mengangkat tema “Conserving The Earth For The Future.”
Konferensi yang terselenggara atas kerja sama MAPIN Sulsel dan Unhas ini dihadiri oleh para ahli, peneliti, dan pengambil kebijakan di bidang penginderaan jauh dan geospasial. Acara ini berlangsung di Hotel Four Points By Sheraton Hotel, Selasa-Rabu (30-31/10).
Konferensi internasional tersebut menghadirkan enam keynote speaker, yaitu Dr. Ir. Muhammad Sadly, M.Eng (Deputi BMKG Bidang Geofisika), Dr Rokhis Komaruddin (Perwakilan LAPAN), Prof. Dr. Ir. Dewayany Sutrisno, M.App.Sc (Presiden MAPIN ), Prof. Peter Tian Yuan Shih (Ahli penginderaan jauh dari National Chiao Tung University, Taiwan), Dr. Rohan Fisher (Charles Darwin University, Australia), dan Dr. Rudhi Pribadi (CoREM, Universitas Diponegoro).
Gubernur Sulawesi Selatan Prof Nurdin Abdullah (NA), membuka acara sekaligus menjadi keynote speaker (pembicara utama). Dalam sambutannya, gubernur mengharapkan konferensi internasional ini akan menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan yang dialami.
“Saya berharap, saya bisa mendengar ada solusi dan inovasi yang nyata dari pertemuan ini, dan pemerintah daerah akan mengikuti konferensi seperti ini untuk mendapatkan masukan yang berarti dalam upaya pembangunan daerah,“ kata Nurdin Abdullah.
Gubernur menambahkan, pemerintah pada dasarnya mengalami permasalahan data. Karenanya, konferensi penginderaan jauh dan geospasial menjadi kebutuhan untuk mengatasi persoalan data yang dialami pemerintah.
“Kalau kita salah data, maka akan salah mengambil kebijakan. Jadi konferensi ini penting sekali. Oleh karena itu saya mengapresiasi kegiatan ini. Mudah-mudahan menghasilkan rekomendasi yang akan menjadi acuan kita dalam perbaikan Indonesia kedepan,” ucap Nurdin Abdullah.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Infrastruktur Unhas Prof Sumbangan Baja, P.hD yang juga ahli penginderaan jauh menyambut baik pertemuan ilmiah ini.
Menurutnya, konferensi akan membahas perkembangan dan berbagai isu yang terkait dengan pemetaan dan geospasial. Dia mengatakan, acara seperti ini tidak hanya dihadiri oleh para ahli dari perguruan tinggi tetapi juga pemerintah sebagai pengambil kebijakan untuk memanfaatkan teknologi yang ada dalam pemetaan dan pendataan sumber daya alam.
“Bumi kita ini sekarang banyak mengalami degradasi. Lahan, hutan, laut, dan lingkungan kita telah mengalami penurunan kualitas. Sehingga, para ahli yang berkumpul dalam ICOIRS kali ini akan membahas permasalahan tersebut secara pasti. Kondisi riilnya seperti apa saat ini, dan bagaimana upaya-upaya mengatasi degradasi tersebut, “ujar Prof Sumbangan Baja yang hadir mewakili Rektor Unhas dalam acara pembukaan.
Kegiatan ICOIRS 2018 kali ini diisi dengan acara pameran yang menghadirkan sejumlah lembaga dan perusahaan yang bergerak di bidang pemetaan. Lembaga dan perusahaan tersebut memamerkan sejumlah produk, diantaranya peta digital, drone, dan teknologi aplikasi pemetaan lainnya.
Selain itu, ICOIRS 2018 ini dirangkaikan dengan workshop GIS dan Kebencanaan, yang telah dilaksanakan sejak Senin kemarin, dan diikuti oleh berbagai peserta dari daerah dan mahasiswa.
Konferensi internasional ini dhadiri sekitar 200 perserta dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga. Para peserta konferensi nantinya akan mengikuti sesi diskusi pararel yang terbagi enam kelompok.
Masing-masing kelompok akan membahas dan mengulas berbagai isu dan topik terkini yang terkait dengan pemetaan dan sistem informasi geospasial (GIS). Karya ilmiah para peserta juga nantinya akan dimasukkan dalam jurnal beruputasi nasional dan terindeks scopus.(*)