MACCANEWS- Gampa berkekuatan 7,7 SR disusul terjangan tsunami mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat 28 September 2018 sore.
Bencana alam tersebut menimbulkan masalah baru. Sejumlah toko, minimarket bahkan SPBU dijarah warga sejak Sabtu, 29 September 2018.
Dari sejumlah foto dan video yang beredar di media sosial, ratusan warga Palu berbondong-bondong menjarah lokasi perbelanjaan dan toko bahan makanan.
Tak terkendali, beberapa orang warga malah nekat memecahkan kaca pintu toko untuk mengambil minuman dan makanan.
Seperti diketahui, Kota Palu lumpuh total pasca gempa, aliran listrik padam. Begitu juga dengan sinyal komunikasi pun ikut terputus serta bahan pokok atau makanan pun tak tersedia.
Minimarket yang dijarah warga terdampak gempa di kawasan Jalan Veteran, Jalan Yos Sudarso, dan Jalan Abdurrahman Saleh.
Selain menjarah kebutuhan pokok, masyarakat juga menjarah beberapa SPBU di Palu. Warga menjarah SPBU untuk mendapatkan bahan bakar yang akan digunakan untuk kendaraan.
Beberapa SPBU yang dijarah warga terpantau di Jalan R.A Kartini dan M Yamin sekitar 500 meter dari rumah dinas Gubernur Sulawesi Tengah.
Penjarahan juga terjadi di Ramayana, Jalan Emmy Saelan. Warga banyak menjarah toko sepatu dan pakaian yang berada di pusat perbelanjaan tersebut.
Sementara itu, pemerintah mengizinkan warga yang menjadi korban gempa di Palu untuk mengambil barang-barang di minimarket. Barang-barang itu akan dibayar pemerintah.
“Kita sudah perintahkan Alfamart dan Indomaret itu sudah bisa diambil barang-barangnya,” kata Mendagri Tjahjo Kumolo di Palu, Minggu 30 September 2018.
Keputusan ini diambil karena warga kesulitan mendapatkan makanan. “Kami sudah tinggalkan kartu nama dan kami akan bayar itu semua,” janji Tjahjo.
Hal senada juga disampaikan oleh Menko Polhukam Wiranto. “Ada satu kebijakan yang boleh ambil, dibayar oleh pemerintah. Jadi seperti itu mendapatkan air minum dan sebagainya,” tutur Wiranto. (*)