MACCANEWS- Berdasarkan posisi dan kedalaman pusat gempa bumi maka kejadian tersebut disebabkan oleh aktivitas sesar aktif pada zona sesar Palu-Koro yang berarah Barat laut – tenggara.
Data dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dipantau di Jakarta, Sabtu 29 September menyebutkan tim tanggap darurat bencana diberangkatkan untuk memantau langsung kondisi setelah gempa.
Dilihat dari kondisi geologi sekitar, goncangan gempa bumi telah melanda daerah Kabupaten Donggala. Wilayah di sekitar pusat gempa bumi pada umumnya disusun oleh batuan berumur pra Tersier, Tersier dan Kuarter.
Batuan berumur pra Tersier dan Tersier tersebut sebagian telah mengalami pelapukan. Batuan berumur pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan dan endapan Kuarter tersebut pada umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated), bersifat memperkuat efek goncangan gempa, sehingga rawan terhadap goncangan gempa.
Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat.
Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang energinya lebih kecil dari kejadian gempabumi utama.
Telah terjadi gempa bumi utama dengan kekuatan M7,7 pada tanggal 28 September 2018, pukul 17:02:44 WIB, dengan episenter pada koordinat 119,85 derajat BT; 0,18 derajat LS, dan kedalaman 10 km, yang diawali dengan kejadian gempabumi awal dan diikuti oleh serangkaian kejadian gempabumi susulan di daerah Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. (*)