MACCAMEWS – Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, sarapan bersama 200 anak yatim dari berbagai panti asuhan, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur, Jalan Yusuf Deng Ngawing Makassar, Sabtu (15/9). Dalam kesempatan tersebut, ia menginstruksikan Biro Kesejahteraan Rakyat untuk membentuk satgas yang akan mengurus makanan anak yatim.
Andi Sudirman mengatakan, satgas bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan kelebihan makanan pada acara-acara pemerintah, baik yang dilaksanakan di kantor ataupun di hotel. Kelebihan makanan dibungkus, kemudian didistribusikan, apakah menggunakan ojek online atau ada petugas yang mengantarkan.
“Saya tidak mau dengar, sisa makanan dibawa pulang oleh pegawai, tapi didistribusikan ke yang lebih membutuhkan, baik itu anak yatim atau fakir miskin,” ungkapnya.
Ia menegaskan, makanan yang diberikan tentunya bukan makanan basi. Tapi biasanya, penyelenggara memesan untuk 300 orang, tapi yang hadir hanya 200. Kelebihan itulah yang disalurkan kepada yang lebih membutuhkan.
“Kita biasakan berbagi. Itukan makanan sudah dibayar. Kalau pegawai kan sudah ada makanannya masing-masing di rumah, jadi tidak usah dibawa pulang,” tuturnya.
Iapun berpesan agar mereka yang menerima makanan yang didistribusikan tidak ragu. Andi Sudirman menceritakan, di zaman Rasulullah, bahkan Nabi Muhammad berbagi satu gelas minuman bersama sahabat-sahabatnya.
“Rasulullah saja kalau minum, satu gelas yang sama diputar lagi. Penyakit tidak akan pindah kalau Allah tidak menghendaki. Dalam satu rumah saja, kalau ada satu anak terkena penyakit menular, tidak akan terkena semua seisi rumah. Dalam hukum Islam, kita tidak dibolehkan masuk ke daerah yang ada penyakit menular. Tapi kalau sudah didalam, jangan keluar,” pesannya.
Kepada seluruh anak yatim yang hadir, ia juga mengingatkan agar tidak patah semangat, terus belajar dan berusaha. “Disini juga semua pejabat, tidak semua berasal dari keluarga kaya. Saya yakin anak-anakku ini akan berhasil, asal mau belajar dan berusaha, kemudian berdoa,” ucapnya.
Kepada pengurus panti, wagub menitipkan agar setiap panti membuat satu kerajinan tangan. Misalnya, tempat tissu. Hasil kerajinan tangan itu akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan sehingga bisa menjadi sumber pendapatan bagi panti asuhan. (*)