MACCANEWS- Penunjukan tokoh muda Erick Thohir sebagai ketua tim kampanye nasional atau tim sukses (Timses) pasangan capres-cawapres, Joko Widodo dan KH Maruf Amin, dinilai sebagai langkah yang tepat. Hal itu menunjukkan kejelian Jokowi dalam membaca situasi nasional kini dan beberapa bulan ke depan hingga Pilpres 2019.
“Untuk kesekian kalinya, Jokowi menunjukkan kapasitasnya sebagai tokoh politik dengan perhitungan yang tepat. Ini bukan hanya faktor kejutan yang berhasil dimainkan Jokowi, tapi juga sekaligus mampu memukul pertahanan lawan,” ujar Direktur Komunikasi Politik SCG Consulting, Aprizaldi, dalam keterangan tertulis, Senin 10 September 2018. SCG Consulting adalah lembaga riset yang terlibat dalam sejumlah pemenangan kandidat politik, di antaranya Tri Rismaharini.
Dari kacamata kebutuhan politik saat ini, sosok Erick akan mampu menjalankan tiga fungsi sekaligus. Pertama, memperkuat dan melegitimasi citra Jokowi sebagai seorang pekerja keras.
”Erick adalah sosok pekerja keras. Gelombang besar Asian Games yang sukses luar biasa menjadi momentum yang mengangkat nama Erick sebagai sosok yang bekerja keras di event tersebut. Erick juga pengusaha sukses dengan kerja-kerja yang luar biasa di dalam dan luar negeri. Jadi ini memperkuat asosiasi pekerja keras pada kubu Jokowi,” jelasnya.
Kedua, merekonfigurasi citra kandidat di kubu Jokowi pasca-pemilihan KH Maruf Amin sebagai cawapres. Pemilihan Kiai Maruf, lanjut Aprizaldi, oleh sebagian publik ditangkap sebagai upaya Jokowi mengamankan elektabilitasnya dengan merangkul kelompok Islam tanpa memperhitungkan kemampuan menjawab tantangan bangsa dalam beberapa tahun mendatang. Kiai Maruf hanya dinilai sebagai tokoh agama yang oleh sebagian publik dianggap belum tentu cakap mengelola berbagai tantangan bangsa, terutama ekonomi.
“Erick sebagai ketua tim kampanye pasti berperan menonjol, sehingga akan mampu merekonfigurasi citra kandidat, terutama dalam konteks menghadapi tantangan ekonomi. Erick bisa tampil berbicara banyak soal itu,” kata dia.
Ketiga, memainkan fungsi penguatan infrastruktur politik, termasuk logistik. Semua mengetahui bahwa Erick adalah pengusaha sukses. Keluarga Thohir adalah salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Bersama sang kakak, Garibaldi Thohir, Erick mengendalikan banyak perusahaan kakap di Indonesia.
“Pemilihan Erick juga berpotensi mengganggu sumber logistik Sandiaga, karena antara Erick dan Sandiaga punya banyak irisan jaringan bisnis,” paparnya.
Adapun dari sisi komunikasi politik, Erick dinilai Aprizaldi sebagai sosok yang komplet. Dia menjelaskan, setidaknya terdapat tiga faktor penting dalam komunikasi politik, yaitu membangun keterpercayaan (trustworthiness), keahlian (expertise), dan daya tarik.
”Keterpercayaan terkait penilaian terhadap sebuah sumber yang dianggap memiliki integritas. Keahlian berkaitan dengan kompetensi dan pengalaman. Daya tarik berkaitan dengan potensi sumber menjadi pusat perhatian. Itu semua ada pada sosok Erick,” kata Aprizaldi. (*)