Pengguna Internet Terancam Penyakit Compuchondria

oleh
oleh
Pengguna Internet Terancam Penyakit Compuchondria

MACCANEWS- Internet itu memudahkan. Semua orang tahu. Bahkan menjangkau sampai di kalangan paling bawah. Menjamurnya gadget atau smartphone menjadi salah satu sebabnya.

Namun, setiap kemudahan selalu pasti ada sampingannya. Demikian juga dengan orang yang sudah kecanduan dengan internet. Ini yang sedang menjadi perhatian para praktisi kesehatan.

Sebuah laporan penelitian yang dirilis di Boldsky, pekan ini, menyebutkan gejala cyberchondria atau yang lebih dikenal dengan compuchondria mengintai para pengguna internet. Apa itu?

Compuchondria adalah gejala seseorang terlalu memikirkan kondisi kesehatan mereka. Gejala ketika seseorang yang memikirkan kesehatannya terus mendiagnosisnya sendiri dengan bantuan informasi di internet ketimbang periksa ke ahli kesehatan.

Compuchondria berbeda dengan Hipokondria. Yang disebut terakhir ini adalah gejala sesorang yang terlalu khawatir dengan kesehatannya dan terpengaruh secara psikologis.

”Cyberchondria sering terjadi pada seseorang yang memiliki pengalaman kehilangan orang atau ada orang di sekitarnya yang terkena penyakit serius. Seorang ibu yang baru melahirkan juga rentan terhadap masalah ini, sebab,” tulis laporan itu seperti dikutip Antara.

Orang yang terkena compuchondria bisa memeriksa gejala penyakit yang mereka alami di internet selama 1-3 jam setiap hari. Kecemasan akan semakin bertambah parah ketika mereka melakukan berbagai penelitian mengenai gejala penyakit.

Orang sering salah mengartikan penyakit dengan mencari informasi mengenai obat dan perawatan melalui internet.  Padahal, gejala yang sedang dihadapi bisa serupa dengan kondisi lain. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan ahli kesehatan.

Compuchondria perlu diobati dengan terapi perilaku kognitif. Ini adalah psikoterapi dengan mengubah pikiran negatif seseorang tentang diri sendiri dan dunia melalui pola perilaku. Perawatan tersebut sama untuk orang-orang yang menderita depresi.

Terapi ini juga membantu mengatasi kebiasaan membaca informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Kalau merasa ada yang tidak beres dengan tubuh, lebih baik segera dikonsultasikan kepada ahli medis. (*)