MACCANEWS– Dunia politik yang dulunya identik dengan orang tua atau berumur, rupanya kini sudah tidak lagi. Kaum muda di era milenieal saat ini mulai berminat terjun dalam dunia politik. Bahkan tak segan-segan bertarung untuk memperebutkan kursi legislatif 2019.
Seperti, Sri Rezeki Wasistha Ali umurnya baru 24 tahun. Telah memberanikan dirinya memperebutkan dukungan rakyat untuk duduk di kursi lembaga legislatif, DPRD Kabupaten Maros.
Motivasinya terjun sebagai politisi Gerindra karena Ia ingin mewakafkan dirinya untuk kemasyahalatan orang banyak. Melalui Daerah Pilhan (Dapil) ll dia ingin meralisasikan hal tersebut.
“Saya bersedia maju menjadi calon legislatif merupakan panggilan nurani. Saya melihat keterwakilan menjadi masalah yang subtansial dimana peran perempuan belum maksimal”, Jelas Sri saat dihubungi, rabu (14/08/2018).
Jangan ditanya soal kesiapannya perempuan kelahiran 1994 dalam menyambut caleg 2019. Ia menyatakan siap maju dalam pemilihan anggota legislatif mendatang.
“Insya Allah jika terpilih pada pemilihan Caleg periode 2019 – 2023 nanti salah satu program yang akan di lakukan yakni lebih memperhatikan dan memperjuangkan aspirasi- aspirasi rakyat terutama kaum perempuan dan mensejahterakan rakyat dengan mendirikan kelompok usaha dan juga mendirikan rumah baca di daerah pelosok/ terpencil diKabupaten Maros,” tandasnya.
Sama halnya dengan Sri Rezki Wasista Ali, Haryatmo Hamzah (22) ingin turut berpartisipasi. Maju menjadi bacaleg dapil V Kota Makassar, dirinya berkeinganan menghabiskan masa mudanya agar berguna bagi daerahnya.
Politisi PSI ini menjelaskan, tak sulit dalam mensosialisasikan dirinya sebagai bacaleg di daerahnya. Karena dirinya merupakan orang yang mudah bergaul dengan siapa saja dan dari kalangan mana saja.
“Menurut saya pribadi tidak terlalu sulit terjun dalam dunia politik. Saya mobile mudah bergaul itu sudah jadi modal utama terjun dalam dunia politik”, jelasnya
Partisipasinya dalam dunia politik dibuktikan dengan kesiapannya duduk di parleman. Bahkan ia sudah memperkenalkan dirinya ke khalayak banyak.
“Ada istilah tak kenal maka tak sayang. Saya sangat tau diri belum banyak yang mengenal saya ,jadi saya sendiri turun langsung bersosialisasi untuk memperkenalkan diri saya
Seperti mengikuti acara pengajian, remaja mesjid, acara tasyiah, sampai acara sunatan. Tapi saya tidak terlalu banyak bersosialisasi saat ini karna takutnya di kira kampanye”, cerita Ibe sapaan karib Haryatmo Hamzah. (*)